![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-09.59.05_bb866203-1024x827.jpg)
MALANG POST – Tugas insan pers, bukan hanya mengawal program ketahanan pangan, agar bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Tetapi insan pers harus juga memastikan, kalau program pemerintah itu benar-benar bermanfaat untuk bangsa.
Hal itu disampaikan Dekan FISIP Universitas Brawijaya, Prof. Anang Sujoko, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (10/2/2025).
Kata Prof. Anang, dengan tema Hari Pers Nasional 2025, yakni: “Pers Mengawal ketahanan Pangan”, maka inilah saatnya insan pers berkolaborasi dengan pemerintah maupun, masyarakat untuk sama-sama mewujudkan kemandirian pangan.
“Pelaksanaan ketahanan pangan itu bisa dikatakan maksimal, ketika sudah tidak ada lagi ditemukannya mafia-mafia, yang justru menjadi hambatan program pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Ketua PWI Malang Raya, Cahyono, menjelaskan, untuk memaknai tema Hari Pers Nasional 2025, artinya insan pers punya peranan untuk mengawal semua kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan pangan.
“Termasuk juga menggerakkan masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan. Karena kebijaksanaan itu tidak bisa berjalan, tanpa ada sinergi dari semua pihak,” tambah Cahyono.
Ketua PWI Malang Raya itu juga mengingatkan, Indonesia sebenarnya sumber pangannya melimpah sekali. Tinggal bagaimana lebih dioptimalkan pengelolaanya, dengan beragam kebijakan yang ada.
“Meski realita yang ada sekarang, beras saja Indonesia masih impor. Jadi secara pribadi, saya setuju dengan salah satu kebijakan Presiden Prabowo, yang mengajak masyarakat kembali maksimalkan sumber pangan,” tegasnya.
Terlebih-lebih sebagai salah satu organisasi profesi yang sudah ada sejak 79 tahun lalu, PWI juga sering kali mendiskusikan hal tersebut. Yakni betapa pentingnya mengawal sektor pertanian yang ada, di tengah kondisi nasib petani lokal yang saat ini terasa belum optimal.
“Saat ini pembelian hasil pertanian masih jauh dari HPP (Harga Pokok Produksi). Ini tentunya juga tidak lepas dari adanya oknum-oknum dibaliknya, yang ikut mempermainkan harga, sehingga kesejahteraan petani yang jauh sekali,” tandas Cahyono.
Karena itulah, pihaknya berharap agar pemerintah bisa lebih memperdulikan soal ketahanan pangan. Paling tidak bisa mengurangi impor bahan pangan. Seperti beras, jagung dan kedelai,” katanya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)