
MALANG POST – Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan Balai Kota Among Tani perlu perhatian dan perbaikan. Ini diketahui menyusul banyak ditemukannya pelanggaran oleh Tim Satgas KTR saat melakukan sidak ke sejumlah kantor di lingkungan Balai Kota Among Tani.
Sidak ini dilakukan guna memastikan bahwa penerapan Peraturan Daerah (Perda) Kota Batu No. 10 Tahun 2020 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) telah sesuai dengan indikator kepatuhan yang telah ditetapkan.
Ketua Tim Satgas KTR Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, saat melakukan sidak, Tim Satgas KTR menemukan sejumlah pelanggaran. Diantaranya masih adanya asbak yang disediakan di beberapa ruang kantor, kurangnya tanda larangan merokok yang terlihat jelas, serta puntung rokok yang dibuang sembarangan di berbagai tempat seperti pot bunga dan taman.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan KTR di lingkungan balai kota justru masih perlu perbaikan,” tutur Susan, Senin (20/1/2025).
Susan membeberkan, stidaknya terdapat delapan indikator kepatuhan KTR yang harus dipenuhi. Diantaranya tidak ada orang yang merokok, tidak terdapat ruangan khusus merokok, terdapat tanda larangan merokok yang terlihat jelas dan tidak tercium asap rokok.

SIDAK: Ketua Tim Satgas KTR Kota Batu, dr Susana Indahwati bersama anggotanya saat melakukan sidak ke sejumlah ruang kerja di Balai Kota Among Tani Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kemudian, tidak terdapat asbak, korek, atau pemantik api, tidak ditemukan puntung rokok, tidak terdapat indikasi merek, sponsor, promosi, atau iklan rokok di area KTR serta tidak ditemukan penjualan rokok di sarana kesehatan, sarana belajar atau sekolah, sarana terkait anak, sarana ibadah, tempat kerja, serta tempat umum dan sarana olahraga, kecuali di pasar modern atau mall, hotel, restoran, tempat hiburan dan pasar tradisional.
Lebih lanjut, dengan ditemukannya sejumlah pelanggaran tersebut. Pihaknya akan segera melakukan tindak lanjut dengan langkah-langkah konkret.
“Kami akan melakukan evaluasi bersama pihak terkait untuk memastikan kawasan Balai Kota Among Tani benar-benar menjadi Kawasan Tanpa Rokok. Salah satu langkah penting adalah memperbanyak tanda larangan merokok serta menghilangkan fasilitas yang memfasilitasi kegiatan merokok seperti asbak,” terangnya.
Selain itu, juga perlu dilakukan sosialisasi masif kepada seluruh pegawai dan pengunjung balai kota. Ini perlu dilakukan guna menanamkan kesadaran akan pentingnya mematuhi aturan KTR demi menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas asap rokok.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Balaikota Among Tani sebenernya menjadi contoh penting bagi kawasan-kawasan lain di Kota Batu. Diharapkan dengan perbaikan dan penegakan aturan yang akan lebih dipertegas, lingkungan kerja di Balai Kota Among Tani bisa menjadi lebih sehat, serta mendukung upaya Pemkot Batu dalam menciptakan Kota Batu yang bersih, sehat dan nyaman bagi seluruh warganya. (Ananto Wibowo)