MALANG POST – Petaka itu terjadi, ketika pemain-pemain Arema FC justru berada di ‘zona nyaman’. Setelah hingga 80 menit jalannya pertandingan di pekan ke-13, ketika dijamu Persebaya Surabaya, skuadra Singo Edan selalu berada dalam tekanan.
Kekalahan menyakitkan 2-3 (1-2) yang diterima Arema FC, dimulai pada menit ke-80. Ketika wasit Naufal Adya, mengusir kapten tim Persebaya, Bruno Moreira, setelah menerima dua kartu kuning, karena dianggap melakukan protes yang berlebihan.
Setelah itu, menyusul sukses Wiliam Marcilio mencetak gol penyeimbang, lewat titik penalti di menit ke-83. Hingga skor hinga menit ke-83 adalah 2-2.
Saat itulah, angin di laga Derbi Jatim, mulai menguntungkan Arema FC. Hingga di sisa waktu pertandingan itu, Arema FC berhasil menguasai pertandingan dan terus melakukan serangan.
Tetapi karena mulai merasa nyaman, fokus pun mulai hilang. Pablo Oliveira yang tampil lumayan bagus, justru melakukan kesalahan dalam memberikan umpan.
Bermaksud memindahkan permainan ke sektor kiri, bola umpan itu justru jatuh ke pemain Persebaya. Dengan sekali umpan, bola mengarah ke Malik Risaldi yang berada di sektor kiri pertahanan Arema FC.
Striker Timnas Indonesia itu membawa bola hingga masuk ke kotak penalti Arema FC. Anwar Rifai yang masuk di menit ke-67, menggantikan Shulton Fajar, mencoba memblok pergerakan Malik Risaldi.
Tetapi Anwar Rifai yang bermaksud mengambil bola, justru melakukan pelanggaran dengan ‘menggunting’ kaki Malik Risaldi. Wasit Naufal Adya, tanpa ragu langsung menunjuk titik putih.
Penalti untuk Persebaya, diambil Flavio Antonio da Silva dan sukses memperdayai kiper Arema FC, Lucas Frigeri. Gol pun terjadi saat pertandingan sudah masuk di menit ke 90+6.
Hanya beberapa saat setelah gol ketiga Persebaya itu tercipta, pertandingan pun usai dan Arema FC untuk keenam kalinya berturut-turut, gagal meraih kemenangan lawan Persebaya.
Dalam post match press conference, pelatih Arema FC, Joel Corneli mengungkapkan, kekalahan itu salah satunya disebabkan hilangnya fokus pemain, justru di penghujung laga, ketika skor imbang 2-2 terjadi.
“Kita miliki penguasaan bola dengan baik dan sempat memberikan perlawanan, tapi kesalahan passing membuat kita tertinggal.
“Kami sebenarnya mencoba menyamakan skor menjadi 2-2. Hasil imbang itu, menurut saya, lebih adil. Namun, kesalahan individu membuat kami kehilangan peluang untuk meraih poin,” ujar Joel Cornell.
Pelatih asal Brasil itu juga menganggap, keputusan wasit yang memberikan penalti di menit akhir laga, sangat berat bagi Arema FC. Apalagi Arema FC sudah menunjukkan permainan yang baik di babak kedua.
“Kami berusaha membangun permainan untuk memenangkan pertandingan. Terlebih kami memiliki keuntungan satu pemain lebih.”
“Sayangnya, ada pilihan buruk dalam memberikan umpan, yang kemudian berlanjut dengan kesalahan di kotak penalti. Akibatnya, kami harus menerima hukuman berat,” kata pelatih 57 tahun itu.
Namun meski pertandingan berakhir dengan kekalahan 2-3, Joel Cornelli merasa timnya lebih layak menang. Lantaran Thales Lira dan kawan-kawan, bermain baik dan mendominasi jalannya pertandingan.
“Sepanjang laga, kami berusaha mengontrol permainan. Jika harus ada tim yang pantas menang, itu adalah kami. Lawan memang mencoba menjaga keunggulan mereka, tetapi saya tetap merasa hasil imbang akan lebih adil,” tegasnya.
Bahkan pelatih berlisensi Canmebol Pro itu memberikan apresiasi, atas perjuangan keras para pemainnya dalam laga Derbi Jatim tersebut. Dia meminta tim untuk segera fokus menghadapi pertandingan berikutnya. Pihaknya juga menyebut, atmosfer laga Derby Jatim ini cukup baik. Dia bahkan mampu membuat tuan rumah tertekan, meski akhirnya keberuntungan belum berpihak kepada mereka. Kekalahan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi menatap laga berikutnya. “Atmosfernya luar biasa dan ini laga Derby yang saya latih di Arema FC. Kita juga membuat tim tuan rumah kesulitan dengan taktik yang kami pasang. Meski begitu kami akan perbaiki pasca pertandingan ini untuk menatap laga berikutnya dengan baik,” tutur Joel. (*/Ra Indrata)