MALANG POST – Siapapun pelatihnya, tampaknya Arema FC masih sulit mengalahkan Persebaya Surabaya. Ketika kedua tim asal Jawa Timur ini, bertemu di kompetisi Liga 1. Termasuk di musim 2024/2025 ini.
Dalam pertemuan pekan ke-13 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Sabtu (7/12/2024) kemarin, kembali menegaskan ketidakmampuan Arema FC menang dari Persebaya. Baik itu di partai tandang maupun kandang.
Kekalahan menyakitkan 2-3 (1-2) dalam laga yang disaksikan 25 ribu penonton tersebut, adalah kegagalan keenam kali berturut-turut yang diterima Arema FC, untuk bisa mengalahkan Persebaya.
Arema FC terakhir mampu menang adalah di Liga 1 musim 2019 lalu. Yakni saat menundukkan Persebaya dengan skor 4-0. Setelah itu, rekor terbaik Arema FC hanyalah bermain imbang 2-2 di Liga 1 musim 2021 lalu.
Di laga terakhir Sabtu sore itu, seharusnya Arema FC bisa mencuri satu poin. Andai tidak ada petaka di injury time. Tepatnya di menit 90+5. Ketika Anwar Rifai terpaksa harus menjatuhkan Malik Risaldi di dalam kotak penalti.
Wasit Naufal Adya tidak perlu menunggu sampai review on field lewat VAR, untuk memutuskan kesalahan yang dilakukan pemain yang masuk di menit 67, menggantikan Shulton Fajar itu, sebagai sanksi atas pelanggaran yang dilakukan.
Flavio Antonio da Silva, yang menjadi algojo, cukup dingin untuk mengelabui kiper Arema FC, Lucas Frigeri. Tendangannya mengarah ke pojok atas kanan gawang, sementara kiper asal Brasil justru menjatuhkan diri ke arah kiri gawang.
Itu adalah gol kedua Flavio di laga yang bertajuk Derbi Jatim tersebut. Sebelumnya, pemain bernomor 17 itu, juga sukses menjebol gawang Lucas Frigeri, saat laga berlangsung di menit ke-17.
Satu gol Persebaya lainnya, yang menjadikan tim berjuluk Bajul Ijo itu, mampu mempertahankan tiga poin, diciptakan Malik Risaldi di menit ke-21.
Sementara dua gol Arema FC, satu disumbangkan Wiliam Moreira da Silva Marcilio lewat titik penalti menit ke-83. Setelah Charles Lokoli Ngoy, dilanggar pemain Persebaya di kotak penalti. Serta gol bunuh diri Slavko Damjanovic, ketika laga berada di menit ke-45.
Padahal dalam laga yang diwarnai dengan satu kartu merah dan lima kartu kuning itu, angin sempat berpihak ke Arema FC. Setelah pada menit ke-80, Persebaya Surabaya harus bermain dengan 10 orang. Kapten tim, Bruno Moreira Soares, harus mandi lebih cepat setelah wasit Naufal Adya memberikan kartu kuning kedua, lantaran protes yang terlalu keras.
Selain itu, pelatih utama Persebaya, Paul Munster, juga tidak bisa mendampingi pemain Persebaya dari bench pemain. Gara-garanya pelatih berpaspor Swedia itu terkena akumulasi kartu kuning.
Sayangnya, beberapa keuntungan itu tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh Arema FC. Yang di laga pekan ke-13 itu, tetap tanpa bisa menurunkan dua pemain muda andalannya, Arkhan Fikri dan Achmad Maulana Syarif.
Sedangkan dua pemain senior, yang sebelumnya absen, Dendi Santoso dan Johan Ahmat Farizi, berada di daftar pemain cadangan. Namun hingga pertandingan berakhir, keduanya tidak diturunkan oleh Joel Corneli.
Arema FC sendiri, juga terlihat terlambat panas saat dijamu Persebaya, Sabtu sore itu. Apalagi skuadra Singo Edan juga sudah tertinggal dua gol ketika laga baru berjalan di menit ke-21.
Interval waktu antara gol pertama dan kedua yang hanya empat menit, juga menjadikan Arema FC justru sering melakukan kesalahan di babak pertama.
Terutama di lapangan tengah, Singo Edan benar-benar dibuat tidak berkutik. Terlihat sekali di sektor tersebut, Persebaya menguasai lini vital yang menjadi awal untuk melakukan gempuran.
Padahal Pablo Oliveira yang sempat absen saat Arema FC mengalahkan Persita Tangerang, Selasa (3/12/2024) lalu, sudah bisa kembali tampil.
Sayangnya pemain asal Brasil itu justru lebih banyak berperan sebagai gelandang bertahan. Sementara Wiliam Marcilio, lebih banyak berada di lini serangan, untuk memberikan assist kepada para striker Arema FC. (Ra Indrata)