Malang – Kepercayaan manajemen Arema FC, terhadap SK Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita Nomor 394/LIB-KOM/XI/2020, tertanggal 2 November 2020 dan SK Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan SKEP/69/XI/2020, tanggal 16 November yang menunda dan memastikan kompetisi digelar Februari 2021, mulai meluntur.
Kedua institusi sepak bola di Tanah Air tersebut, dalam 70 hari sejak tim-tim meliburkan diri untuk kedua kalinya, tanggal 31 Oktober 2020 lalu hingga saat ini, tak kunjung mendapatkan jaminan izin dari pihak kepolisian.
‘’Sampai detik ini (kemarin, Red.) PSSI dan PT LIB belum mendapat garansi perizinan dari pihak kepolisian. Kami Arema pada prinsipnya, kompetisi Liga 1 2020 tetap dilanjutkan. Atau melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Tentu saja dengan segala konsekuensi adanya regulasi yang sudah disepakati baru.’’
‘’Tapi kini kami hanya bisa pasrah, jika PSSI menghendaki stop Liga 1 2020/21. Ya sudah stop saja. Tetapi PSSI tentu harus juga memikirkan imbas hukumnya, jika kompetisi ini dihentikan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang dirugikan,’’ ujar General manager PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), Ruddy Widodo.
Bahkan manajemen tim berjuluk Singo Edan tersebut, juga tak mempermasalahkan, apabila PSSI dan PT LIB kemudian memutuskan meniadakan lanjutan Liga 1 2020. Termasuk berlanjut dengan musim kompetisi baru, yaitu Liga 1 2021. Kompetisi Liga 1 2020 sendiri, baru menuntaskan 26 dari total 306 pertandingan. Terhenti tanggal 16 Maret 2020, usai laga-laga pekan ketiga karena pandemi virus corona (Covid-19).
‘’Jika Liga 1 2020 disudahi atau stop, tentu kami mengajukan satu syarat kepada federasi. PSSI harus menerbitkan payung hukum, yang mengatur status force majeure, jika Liga 1 2020 dihentikan secara permanen.’’
‘’Ini untuk melindungi klub-klub menghadapi kemungkinan adanya tuntutan hukum. Baik dari pelatih, pemain dan bahkan sponsorhip. Terlebih ketiga komponen klub tersebut, terikat kontrak kerja yang jelas. Intinya jika kompetisi stop, PSSI harus benar-benar memikirkan nasib klub. Jangan sampai klub menjadi korban,’’ tandas Ruddy Widodo.
Di sisi lain, dihentikannnya lanjutan kompetisi Liga 1 2020, juga tak membawa efek apa-apa ke konfederasi sepak bola Asia (AFC). Tak ada sanksi apalagi denda. Bahkan AFC telah memperkenankan dua kuota Indonesia pada even AFC Cup 2021, diwakili tim-tim hasil kompetisi Liga 1 2019 dan Piala Indonesia 2018/2019.
Arema juga tak keberatan, jikalau langsung berlanjut memasuki musim baru Liga 1 2021. Meski dengan acuan regulasi sebelumnya.
‘’Oke kalau memang harus dimulai lembaran baru, kompetisi Liga 1 2021 dan Liga 1 2020 di-stop. Maka usulan kami, sebaiknya ada regulasi khusus yang mengacu kepada kompetisi sebelumnya Liga 1 2020.’’
‘’Nilai kontrak dan gaji pemain dan pelatih tetap didasarkan pada skema SKEP/53/VI/2020 sebesar 50 persen. Begitu juga daftar komposisi pemain yang akan diterjunkan klub pada Liga 1 2021, yaitu pemain-pemain yang terdaftar atau telah didaftarkan sebelumnya pada Liga 1 2020,’’ urai pria asal Madiun tersebut. (act/rdt)