MALANG POST – Di Kota Malang, bertebaran komunitas-komunitas dengan berbagai ‘disiplin ilmu’. Diantaranya adalah komunitas yang anggotanya mayoritas para pensiunan, yang memiliki hobi sama, menyanyi.
Atau ada juga komunitas dimana para penyuka tembang kenangan berkumpul. Lalu komunitas yang anggotanya sama-sama suka dengan aktivitas sosial.
Salah satu komunitas itu, adalah Family Voice Club. Yang berisikan para penggemar tarik suara, dengan anggotanya para pensiunan atau pun dari keluarga Pepabri.
Komunitas yang memiliki anggota lebih dari 100 orang ini, secara khusus Rabu (6/11/2024) siang, bertemu dengan pasangan calon (paslon) nomor urut dua, Ganis Rumpoko, di aula Pepabri Kota Malang.
Dalam kesempatan tersebut, Mbak Ganis tidak saja sekadar bersilaturahmi dengan para senior. Tetapi sekaligus sharing dan diskusi, sekaligus meminta petunjuk dari anggota Family Voice Club. Karena Mbak Ganis, juga bagian dari keluarga besar Pepabri, dari sang kakek, Brigjen (pur) Ebes Sugiono.
Salah satu hal yang sempat menjadi keluhan anggota komunitas ini adalah sulitnya mereka mendapatkan tempat, untuk menjadi ajang mereka bersosialisasi dan menyalurkan hobi mereka.
Padahal banyak aktivitas di luar bernyanyi bersama, yang sering dilakukan komunitas ini. Diantaranya dengan menggelar bakti sosial, memberikan santunan atau pun aktivitas yang bisa memberikan penguatan kepada generasi muda.
“Tadi saat pertemuan, saya langsung berjanji kepada keluarga besar Family Voice Club, untuk menyediakan tempat sebagai sarana para anggota komunitas, untuk bersosialisasi.”
“Jika nantinya kami berdua, Heri Cahyono – Ganis Rumpoko, diberi amanah memimpin Kota Malang ini, saya sendiri berencana tidak akan menempati rumah dinas. Tapi rumah dinas itu bisa diperuntukkan kegiatan komunitas masyarakat secara umum,” sebut Mbak Ganis.
Dengan begitu, lanjut ibu dua putri ini, adanya tempat sebagai sarana aktualisasi untuk anggota komunitas, mereka bisa lebih diberdayakan. Sekaligus bisa bermanfaatkan bagi anggota komunitas, untuk tetap mengembangkan bakat-bakat yang mereka miliki.
Apalagi jika berkaitan dengan hobi dan berkesenian, Mbak Ganis meyakini tidak hanya dimonopoli kaum muda saja. Tetapi para lansia ataupun mereka yang sudah senior, juga punya hak yang sama untuk bersosialisasi dan unjuk kemampuan.
Tidak itu saja, Mbak Ganis yang saat itu didampingi Ibundanya, Dewanti Rumpoko, yang juga anggota DPRD Jawa Timur, banyak juga menerima keluhan seputar pelayanan kesehatan, yang dianggap belum terlalu banyak memberikan kemudahan kepada para lansia.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, Mbak Ganis juga menyebut, dari program 9 sing anyar, beberapa penekanan di program itu adalah menyangkut kesehatan dan perhatian kepada para lansia.
“Diantaranya ada program dokter mlebu kampung, jaring sosial sampai pada puskesmas mental. Yang semuanya itu langsung menyentuh kepada kelompok-kelompok yang rentan.”
“Jadi kami benar-benar peduli kepada mereka. Apalagi banyak dari para lansia itu, yang sudah berbuat banyak kepada bangsa dan negara ini. Mereka berhak untuk mendapatkan perhatian. Jangan sampai ketika mereka sudah lansia, justru diabaikan dan tidak disiapkan program-program untuk memberdayakan dan melindungi mereka,” sebut alumni magister di UGM ini.
Seperti salah satunya dengan menyiapkan dokter mlebu kampung. Nantinya, paslon yang diusung oleh PDI Perjuangan ini, tidak sekadar memaksimalkan peran Puskesmas, yang bakal dilengkapi dengan psikolog. Tetapi dokter-dokter yang ada di Puskesmas tersebut, juga rajin turun ke kampung-kampung.
“Tentunya dengan didukung stakeholder terkait, para dokter itu bisa keliling kampung. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan warga.”
“Siapa tahu ada yang membutuhkan pertolongan, tetapi karena keadaan atau sudah lansia, tidak bisa berangkat ke Puskesmas,” tandas politisi PDI Perjuangan ini. (Ra Indrata)