MALANG POST – Tim Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) yang terdiri dari Dr. Lilik Zuhriyah, SKM, MKes sebagai ketua Tim beserta dr. Alidha Nur Rakhmani, MSc, Agwin Fahmi Fahanani, S.T., M.T., Siti Azwa Zafira, Disa Yuni Shabrina Issaray, dan enam dokter muda bekerjasama dengan Puskesmas Wagir Kabupaten Malang.
Mereka melakukan pelatihan pemanfaatan aplikasi Siaga DBD bagi 24 petugas puskesmas pembantu pada 25 September 2024 di Puskesmas Wagir.
“Pelatihan ini bertujuan agar petugas puskesmas dapat memantau situasi dan dapat segera merespon kasus DBD di wilayahnya,” kata Lilik Zuhriyah.
Aplikasi siaga DBD yang telah dibangun sejak 2017 merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan warga untuk melaporkan hasil survei faktor risiko lingkungan dan jentik secara mandiri dan melaporkan adanya penderita DBD di sekitarnya.
Selain itu aplikasi ini juga dapat memfasilitasi petugas puskesmas untuk melaporkan hasil penyelidikan epidemiologinya dan melaporkan data penderita DBD.
Sehingga dapat diterima oleh dinas kesehatan secara cepat. Diharapkan aplikasi Siaga DBD dapat menjadi early warning system kasus DBD di Kabupaten Malang.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diisi dengan pelatihan bagi 36 kader kesehatan pada (5/10/2024) di Puskesmas Wagir. Kader-kader tersebut merupakan perwakilan dari 12 desa di Kecamatan Wagir.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi para kader dalam mendeteksi dan menangani potensi wabah DBD di wilayah mereka.
Kegiatan tersebut berupa pengenalan dan pelatihan website Siaga DBD yang dapat menjadi platform online surveilans jentik nyamuk setiap rumah serta dapat melaporkan kasus DBD secara real-time.
Kader kesehatan dilatih secara langsung untuk mengisi survei jentik dan melaporkan penderita secara online. Diharapkan nantinya kader dapat mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi melaporkan survei jentiknya secara mandiri.
Materi mengenai pengertian, penyebab, dan pencegahan DBD; siklus hidup nyamuk Aedes, serta bagaimana cara menggunakan aplikasi Siaga DBD diberikan melalui video edukasi dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
Dalam pelatihan tersebut para kader didampingi oleh mahasiswa dan dokter muda untuk memastikan bahwa semua kader dapat mengoperasikan Aplikasi Siaga DBD dengan benar.
Kehadiran aplikasi Siaga DBD ini disambut baik oleh Puskesmas Wagir dan berharap dapat mengurangi kasus DBD di wilayahnya.
“Diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam mendeteksi gejala dini, melakukan tindakan pencegahan yang efektif, serta memanfaatkan aplikasi Siaga DBD untuk melaporkan adanya penderita dan survei faktor risiko lingkungan,” kata Lilik.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang setiap tahunnya menjadi permasalahan serius di Indonesia. Pada Maret 2024, Kabupaten Malang mencatat ada sebanyak 905 kasus DBD dengan 10 kematian. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar dibandingkan tahun 2023.
Karena DBD merupakan penyakit yang berpotensi menjadi wabah sehingga pelaporannya harus dilakukan 1×24 jam. Dengan pelaporan yang cepat diharapkan pencegahan di sekitar pemukiman penderita dapat segera dilakukan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)