MALANG POST – Kewirausahaan hijau, atau green entrepreneurship, adalah model bisnis yang fokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
Di tengah isu global seperti perubahan iklim dan kerusakan ekosistem, pendekatan ini menawarkan solusi yang menggabungkan keuntungan finansial dengan dampak positif bagi planet.
Kewirausahaan hijau mencakup praktik seperti penggunaan sumber daya yang efisien, pengurangan limbah, dan penerapan teknologi ramah lingkungan, Contoh nyata dari bisnis yang sukses akan memberikan wawasan tentang dampak positif kewirausahaan hijau.
Hal itu menjadi landasan digelarnya rapat koordinasi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Pesertanya lebih dari 28 rektor perguruan tinggi di Indonesia.
Mereka merumuskan kebijakan pelaksanaan wirausaha merdeka di perguruan tinggi yang akan diserahkan kepada Kemendikbudristekdikti RI. Berlangsung di Universitas Brawijaya (UB) di gedung Samantha Krida Rabu (16/10/2024) siang.
(Dari kiri ke kanan ) Andi Ilham Makhmud bersama prof widodo usai membuka kegiatan Majelis Rektor PTN Indonesia untuk merumuskan policy brief tentang kewirausahaan hijau. (Foto: Istimewa)
Rektor UB menjabarkan bahwa forum ini dibagi dalam dua kegiatan utama. Yakni seminar pengembangan kewirausahaan dan lokakarya pengembangan kewirausahaan mahasiswa.
Dalam kesempatan ini Prof Widodo juga menyampaikan seminar kali ini bertemakan, “Masa Depan Kewirausahaan Hijau: Integrasi AI dan Model Bisnis Berkelanjutan”.
“Tema ini diambil karena upaya meningkatkan potensi kewirausahaan juga harus seiring dengan keberlanjutan lingkungan. Topik ini sangat relevan dan penting,” imbuhnya
Tentu menurutnya dalam momen ini akan menjadi bagian terpenting untuk merumuskan kebijakan tentang kewirausahaan mahasiswa. Sebab entrepreneur menjadi bagian penting untuk kemajuan ekonomis suatu bangsa.
“Di negara lain, entrepreneurnya sudah mencapai 11 sampai 16 persen. Sementara di Indonesia baru sekitar 3 persen. Maka kita perlu menumbuhkan itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif MRPTNI, Andi Ilham Makhmud menjelaskan. Perguruan tinggi memiliki tugas untuk meningkatkan jumlah wirausahawan. Hal tersebut menjadi suatu simbol kemajuan suatu negara.
Kendati demikian, lahirnya banyak wirausahawan juga harus diimbangi dengan keberlanjutan sumber daya yang ada. Dengan demikian dapat mengatasi ancaman pengeksploitasian sumber daya yang berlebihan.
Untuk itu, MRPTNI menggelar lokakarya yang tak hanya bertujuan untuk menambah jumlah wirausaha baru. Namun juga menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
“Ini merupakan isu baru terutama isu global mengenai Environmental, Social, dan Governance atau ESG. Seluruh kampus di dunia membicarakan ini dan di Indonesia tidak ketinggalan,” tambahnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)