MALANG POST – Mesin politik pasangan Firhando Gumelar (Mas Gum) – H Rudi semakin berwarna untuk mengarungi Pilkada Kota Batu Tahun 2024. Di menit-menit akhir jelang pendaftarannya, dia berhasil meyakinkan PKS untuk turut bergabung membentuk koalisi besar.
Bergabungnya PKS ke dalam Koalisi Sejuk Untuk Batu. Membuat kekuatan pasangan ini semakin komplit. Total ada empat partai parlemen yang mengusungnya, dengan jumlah kursi sebanyak 12. Terdiri Golkar dengan empat kursi, Demokrat satu kursi, PAN dua kursi lalu ditambah PKS dengan lima kursi DPRD.
Selain didukung banyak parati tersebut, dia juga mendapat dukungan dari Relawan Projo Kota Batu. Jelang pendaftaran ke KPU Kota Batu, pada 27 Agustus malam, koalisi ini telah melakukan deklarasi pasangan Mas Gum – H Rudi.
Sebelumnya komunikasi intens dilakukan koalisi partai untuk membidik Ludi Tanarto dari PKS. Saat Ludi bergeming karena tidak mendapatkan izin dari orang tua, sempat tersiar akan terjalin komunikasi dengan Abdul Majid, pengusaha kuliner yang sudah pernah dua kali mencalonkan sebagai wali kota.
Rudi merupakan Ketua DPD PAN Kota Batu, dikenal seorang pengusaha sayur yang juga memiliki bengkel motor. Sebelumnya Rudi juga pernah mencalonkan menjadi wali kota berpasangan dengan Sujono Joned.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Batu, Didik Machmud menyatakan, dalam koalisi ini ketika tengah menjalin komunikasi tidak dilakukan secara terbuka. Namun dilakukan dengan sistem senyap.
“Komunikasi dengan PKS ini tidak kami lakukan satu dua kali. Tapi kami sudah menggelar enam kali pertemuan dengan PKS. Hasilnya bisa diketahui, di detik-detik akhir PKS bergabung dengan kami. Jika belum klir, memang belum kami sampaikan,” tutur Didik, Rabu, (28/8/2024).
Ketua Fraks PKS DPRD Kota Batu, Ludi Tanarto. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ketua DPD PKS Kota Batu, Ady Sayoga menyampaikan, bergabungnya PKS ke Koalisi Sejuk Untuk Batu merupakan momentum yang sangat luar biasa. Pihaknya menyatakan siap dan solid untuk mendukung Mas Gum – Rudi.
“Dengan momentum luar biasa ini, kami berharap bisa menang dengan berkah dan martabat,” tuturnya.
Dia menyampaikan, sebelum menyatakan bergabung ke koalisi ini. PKS telah menggelar komunikasi dengan sejumlah calon dan partai lain. Namun di menit-menit akhir DPP PKS memutuskan untuk berkoalisi dan mengusung Mas Gum – Rudi.
“Proses yang dilakukan cukup panjang. Di PKS dengan lima kursi sebenarnya kami ingin mengusung kader sendiri. Namun dinamika, kondisi dan keadaan tidak memungkinkan,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya telah melaporkan ke DPW dan DPP PKS. Kemudian mendapatkan arahan dari Presiden PKS untuk berkoalisi dan mengusung pasangan tersebut.
“Ini adalah arahan dan perintah dari Presiden PKS. Sekaligus merupakan tanggungjawab yang luar baisa. Karena itu, kami titipkan amanah ini untuk kedua calon untuk dilaksanakan sebaik-baiknya,” papar dia.
Lebih lanjut, Ady Sayoga juga menjelaskan, di koalisi ini PKS punya paling banyak kursi parlemen. Karena itu, sedari awal DPD PKS tidak membuka pendaftaran calon. Sebab PKS Kota Batu sudah punya calon tunggal sendiri.
“Namun ketika ada dinamika, kemudian plan a mengusung calon sendiri tidak bisa dijalankan. Maka kami jalankan plan lain dengan melakukan koalisi ini,” paparnya.
Sementara itu, Ludi Tanarto menambahkan, di PKS punya kebiasaan sebelum mengambil keputusan selalu meminta restu orang tua. Namun karena orang tua ada kekhawatiran, akhirnya belum memberikan restu untuk maju. Hingga akhirnya pilihan untuk mengusung calon lain dijalankan.
“Memang PKS paling lama memutuskan. Karena kami terus mendorong kader-kader lain. Bahkan pasca putusan MK kami tetap berusaha mencalonkan kader. Namun hingga last minute belum dapat restu orang tua, maka keputusan yang diambil tidak mencalonkan. Sehingga plan mencalonkan berubah menjadi mendukung dan mengusung,” paparnya.
Dengan situasi seperti ini, DPD PKS Kota Batu tak lagi melihat hasil Pileg kemarin. Namun sebagai partai politik yang ingin ada kemajuan di Kota Batu. Maka pilih untuk mendukung, mengusung atau mencalonkan sendiri tidak ada bedanya.
“Dari tiga calon yang ada di Kota Batu sudah kami komunikasikan semua ke DPP. Akhirnya DPP memutuskan untuk berkoalisi dengan Sejuk Untuk Kota Batu. Kami juga memohon maaf kepada masyarakat Kota Batu, dimana kami belum bisa mewujudkan keinginan masyarakat agar kader PKS maju dalam Pilkada,” tutupnya. (Ananto Wibowo)