MALANG POST – Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN)
Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) merupakan sebuah inisiatif yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI). Tujuannta untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara luas di seluruh Indonesia.
Peluncuran GENCARKAN dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Indonesia Menabung (HIM) 2024 yang digelar di JiExpo Kemayoran, Jakarta, pada Kamis lalu. Acara itu dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Ketua Dewan Komisioner OJK dan jajaran Anggota Dewan Komisioner OJK dan Komisi XI DPR RI.
Juga pimpinan kementerian dan lembaga negara, serta berbagai asosiasi industri jasa keuangan. Lebih dari 1.200 pelajar dan mahasiswa juga turut berpartisipasi dalam acara ini.
Tujuan dan Harapan GENCARKAN
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa GENCARKAN dirancang sebagai upaya untuk mengorkestrasi gerakan nasional guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mahendra mencatat bahwa Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan tingkat inklusivitas keuangan di Indonesia sebesar 75,02 persen dan indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen.
Hasil ini mengindikasikan adanya ruang yang cukup besar untuk peningkatan dalam kedua aspek tersebut.
Mahendra menjelaskan bahwa penguatan literasi dan inklusi keuangan dapat memperbaiki likuiditas dan mendalami pasar, yang pada akhirnya akan memperkuat sektor jasa keuangan dan meningkatkan penyaluran pembiayaan.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
OJK juga memperhatikan tantangan lain seperti maraknya aktivitas keuangan ilegal dan judi online, serta kelompok masyarakat rentan seperti kaum perempuan, pemuda dan pelajar, UMKM, masyarakat 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar), kelompok disabilitas, dan pekerja migran Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, program GENCARKAN memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha jasa keuangan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian DNKI, menyatakan bahwa GENCARKAN merupakan implementasi nyata dari kolaborasi dan koordinasi dalam pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Airlangga mengapresiasi inisiatif OJK dalam mempercepat dan meratakan literasi dan inklusi keuangan melalui program ini.
Airlangga menegaskan bahwa nilai-nilai GENCARKAN sejalan dengan tujuan SNKI untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara kementerian dan lembaga untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan nasional.
Target dan Strategi GENCARKAN
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa GENCARKAN diharapkan dapat mencakup seluruh kabupaten/kota dan menyasar kelompok prioritas dengan dukungan jaringan kantor PUJK yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Program ini menargetkan pembentukan 2 juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan untuk memberikan dampak luas dalam edukasi keuangan,” kata Friderica seperti rilis OJK yang diterima Malang Post, Senin (26/8/2024)
Friderica juga menambahkan bahwa melalui GENCARKAN, ditargetkan pada tahun 2025 sebanyak 90 persen pelajar Indonesia memiliki tabungan melalui program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda) dengan 2,5 juta rekening. Selain itu, program ini bertujuan untuk memperluas akses kredit UMKM melalui Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) untuk 1,6 juta debitur dan meningkatkan penggunaan produk keuangan oleh 30 persen penyandang disabilitas.
Target akhir dari GENCARKAN adalah mencapai indeks inklusi keuangan nasional sebesar 98 persen pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045.(Eka Nurcahyo)