MALANG POST – Permasalahan sampah menjadi momok tersendiri bagi para pelaku wisata di Kota Batu. Banyaknya jumlah kunjungan wisata, tentunya juga akan menyisakan permasalahan sampah, apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
Di Kota Batu, tempat wisata paling legendaris Selecta telah memberi contoh. Mereka berhasil menjadi yang pertama di Indonesia, menjadi tempat wisata bebas sampah dan punya edukasi pengelolaan sampah.
Ada 10 pengolahan sampah yang dilakukan tempat wisata Selecta, yaitu Selecta nursery garden, produk kerajinan, pengelohan briket, pengolahan HD kresek, pengolahan kardus, nilai ekonomi plastik, pakan ternak, pupuk cair, pupuk kompos dan pengolahan sampah residu.
Dengan adanya keberhasilan pengelolaan sampah di tempat wisata itu. Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai sangat berbangga. Dia berharap 107 tempat wisata termasuk desa wisata yang ada di di Kota Batu, dapat mencontoh Selecta. Untuk mengolah sampah dan menjadikan tempat wisata bebas sampah.
“Permasalahan sampah adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, termasuk pengelola tempat wisata. Apa yang ditorehkan PT Selecta merupakan contoh agar seluruh tempat wisata di Kota Batu nantinya akan bebas sampah,” tutur Pj Aries, Rabu, (3/7/2024).
Dia menegaskan, bahwa permasalahan sampah jika dikerjakan dengan serius, akan bernilai guna dan menghasilkan. Sebab itu, dibutuhkan tangan kreatif dan kesungguhan, sehingga permasalahan sampah dapat diatasi dan memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi tempat wisata.
Dengan keberhasilan pengelolaan sampah itu, Selecta tidak lagi mengirim sampah keluar, menuju TPS, TPA ataupun pembuangan sampah lainnya. Dengan menerapkan langkah reuse, reduse dan recycle untuk sampah anorganik. Sedangkan sampah organik, diolah jadi pupuk kompos dan pupuk cair untuk tanaman dan pakan ikan.
Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi menyatakan, dalam satu bulan limbah sampah di Selecta mencapai puluhan ton. Sampah itu berupa sampah organik dan anorganik.
“Untuk melakukan penyelesaian masalah sampah, selama puluhan tahun kami bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. Namun dengan adanya permasalahan di TPA Tlekung, kami mencoba melakukan pemilihan sampah mandiri,” tuturnya.
Sebelumnya, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan lainnya. Kemudian sampah anorganik diambil oleh Desa Tulungrejo untuk dilakukan pengolahan di TPS3R Desa Tulungrejo.
“Tetapi pengolahan oleh Desa Tulungrejo tidak berlangsung lama. Karena sejak April 2024 kami bekerjasama dengan CV Indonesia Manuju Hijau untuk pengelolaan sampah secara mandiri di Selecta,” ujar Sujud.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Kota Batu itu menceritakan, diawal pengelolaan sampah secara mandiri ini tidaklah berjalan mulus. Divisi Hotel Selecta mengeluh keras karena ada bau air lindi. Namun seiring berjalannya waktu, pengelolaan sampah secara mandiri berhasil dilakukan.
“Dalam pengelolaan sampah ini, kami gunakan alat sederhana. Hingga akhirnya tidak ada lagi sampah yang keluar dari Selecta. Semua sampah selesai kami olah secara mandiri,” imbuhnya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Harianto menyampaikan rasa bangga bahwa PT Selecta berani membranding sebagai Tempat Wisata Zero Waste. Hal ini mengingat, permasalahan sampah merupakan isu bukan hanya nasional juga internasional.
“Sampah merupakan isu aktual nasional bahkan internasional. Contoh sukses PT Selecta dengan berani membranding sebagai Tempat Wisata Zero Waste. Semoga menjadi inspirasi daerah dan pelaku usaha lain,” tutupnya. (Ananto Wibowo)