MALANG POST – Memperingati Hari Kearsipan Nasional ke-53, Unit Kearsipan Universitas Brawijaya, menggelar Pameran Kearsipan. Bertemakan: “Wis-Udah Dalam Arsip”. Digelar hingga 6 Juli 2024 mendatang, di area halaman Gedung Auditorium UB.
Pameran kearsipan ini, menampilkan sejarah perjalanan beberapa Rektor Universitas Brawijaya. Juga sejarah wisudawan yang dilakukan kampus ini, dalam mewujudkan visi untuk menjadi perguruan tinggi pelopor. Serta pembaharuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kearsipan.
Kepala Sub Divisi Tata Usaha dan Kearsipan, Rizki Mustafani, Sabtu (29/6/2024) menyampaikan, pameran tahun ini sengaja bersamaan dengan wisuda yang digelar Universitas Brawijaya.
Tujuannya, wisudawan, orangtua dan pihak lainya, bisa mengetahui perjalan wisuda di UB dari zaman dahulu, hingga sekarang.
“Ini menjadi momentum yang tepat bagi Unit Kearsipan, untuk merefleksikan kembali perjalanan pendidikan melalui perspektif arsip,” ucapnya.
MENINJAU: Rektor UB bersama wakil rektor dan jajarannya, tampak hadir dalam Pameran Kearsipan yang di adakan oleh Kearsipan Universitas Brawijaya. (Foto: M. Abd. Rahman Rozzi/Malang Post)
Menurutnya, Unit Kearsipan menjadi bagian yang sangat penting, dalam menyimpan setiap potret perjalan sebuah instansi pendidikan ataupun negara.
Sehingga dengan adanya pameran ini, pihaknya berharap orang-orang bisa lebih mengenal UB dari perjalanan yang telah mereka lalui. Utamanya di tema wisuda.
Rektor UB, Prof. Widodo, selepas menghadiri acara wisuda, juga langsung menuju pameran sekaligus membuka kegiatan ini.
“Dengan adanya kegiatan ini, akan membawa kita pada perjalanan panjang Universitas Brawijaya.”
“Bukan hanya itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan, pencapaian dan prestasi Universitas Brawijaya mulai awal berdiri hingga saat ini,” katanya.
Arsiparis, tambah Prof. Widodo, tidak hanya mengumpulkan dokumen saja. Tapi harus lebih kreatif.
Arsip bisa lebih menarik, apabila digabungkan dengan dunia digital. Sehingga bisa menjadi inspirasi untuk generasi muda. Dimana proses digitalisasi tersebut harus mengikuti perkembangan teknologi.
Prof. Widodo pun mengapresiasi Unit Kearsipan UB, yang telah berhasil mengabadikan setiap sejarah yang terjadi di Kampus Biru tersebut.
Harapannya ke depan, dengan kemajuan teknologi, seluruh dokumen berharga milik UB bisa disimpan dalam bentuk digital. Sehingga tidak rusak dimakan waktu.
“Saat ini sudah 70 persen arsip dalam bentuk digital. Kita akan terus support teknologi yang diperlukan,” pungkasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)