Oleh: Winny Kirana Hasanah, S.Keb., Bd., M.K.M (Bidan Poliklinik UM)
Keluarga sejahtera menjadi idaman semua rumah tangga. Maka, keluarga diharapkan memiliki perencanaan yang matang, termasuk bagaimana bisa mengatur jarak kelahiran antar anak.
Mengatur jarak kelahiran akan bisa memastikan anak mendapatkan asupan ASI secara optimal. Cara pengaturan tersebut secara umum dikenal dengan keluarga berencana (KB) yang di dalam programnya memiliki beberapa metode kontrasepsi.
Di sisi lain, kekhawatiran tentang kenaikan berat badan sering kali menjadi alasan wanita enggan menggunakan atau melanjutkan kembali pemakaian kontrasepsi suntik. Mitos ini perlu diluruskan, karena kenaikan berat badan adalah proses alami selama fase remaja dan banyak orang dewasa mengalaminya seiring bertambahnya usia, terlepas dari metode kontrasepsi yang digunakan.
Secara umum, di Indonesia terdapat beberapa macam kontrasepsi suntik KB 1 bulan, suntik KB 2 bulan dan suntik KB 3 bulanan. KB suntik 1 bulan dan KB suntik 2 bulan mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin. Sedangkan KB suntik 3 bulan atau Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) mengandung hormon progestin.
Kontrasepsi suntik ini dapat mencegah kehamilan dengan cara mencegah terjadinya ovulasi (pembuahan), mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma sulit mencapai sel telur serta merubah lapisan dinding agar sel telur yang telah terbuahi tidak mengalami implantasi (penempelan pada dinding rahim).
Banyak wanita ragu menggunakan KB suntik 3 bulan karena takut kenaikan berat badan.
Benarkah demikian? Beberapa kumpulan bukti studi tentang keterkaitan antara penggunaan KB suntik 3 bulan menunjukkan bahwa KB suntik 3 bulan tampaknya memiliki hubungan dengan kenaikan berat badan terutama pada wanita dengan usia di bawah 18 tahun yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kategori obesitas II (≥30 kg/m2).
Wanita yang mengalami kenaikan berat badan lebih dari 5% dari berat badan awal dalam 6 bulan pertama penggunaan KB suntik 3 bulan lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan berkelanjutan.
Namun data-data penelitian tersebut masih belum cukup untuk mengonfirmasi atau mengecualikan hubungan sebab akibat antara KB suntik 3 bulan dan kenaikan berat badan. KB suntik 3 bulan mengandung hormon progestin yang diduga dapat meningkatkan nafsu makan dengan merangsang pusat pengendali nafsu makan di otak. Hal ini mungkin menjadi penyebab kenaikan berat badan pada beberapa pengguna. Berbeda dengan KB suntik kombinasi (suntik 1 bulanab dan suntik 2 bulanan), bukti ilmiah yang tersedia belum cukup untuk menunjukkan hubungan sebab akibat antara penggunaannya dengan kenaikan berat badan.
Kekhawatiran terkait kenaikan berat badan pada pengguna KB suntik dapat diatasi dengan menerapkan beberapa strategi berikut.
- Nutrisi seimbang; Konsumsi makanan dengan komposisi gizi seimbang, kaya akan sayur, buah, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks. Hindari makanan olahan, tinggi gula, dan lemak jenuh. Perhatikan porsi makan dan terapkan mindful eating.
- Hidrasi optimal; Minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk mendukung metabolisme tubuh dan rasa kenyang.
- Pengelolaan stres; Lakukan aktivitas yang membantu mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik. Stres kronis dapat meningkatkan nafsu makan dan mengganggu metabolisme.
- Aktivitas fisik teratur; Lakukan olahraga minimal 30 menit per hari, 5 hari dalam seminggu. Pilihlah jenis olahraga yang disukai untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan. Kombinasikan latihan kardio dan latihan kekuatan untuk hasil maksimal.
- Istirahat cukup; Tidurlah 7-8 jam per hari untuk membantu tubuh membakar kalori dan mengatur nafsu makan. Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.
- Pemantauan berat badan; Lakukan penimbangan berat badan secara rutin, minimal seminggu sekali. Catat dan pantau perubahan berat badan untuk membantu identifikasi dan intervensi dini.
- Konsultasi profesional; Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika mengalami kesulitan dalam mengontrol berat badan.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki metabolisme dan kebutuhan yang berbeda. Menemukan strategi yang tepat dan konsisten dalam menerapkannya merupakan kunci utama dalam menjaga berat badan ideal. Jika kenaikan berat badan sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan strategi di atas, pertimbangkan untuk beralih ke metode KB lain. Bidan atau dokter dapat membantu memilih metode KB yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan. (***)