MALANG POST – Proses pemindahan 1.097 pedagang PKL Pasar Pagi Kota Batu dari Stadion Brantas ke Pasar Induk Among Tani terus berproges. Saat ini beberapa dari mereka telah melakukan pembayaran lincak, yang akan digunakan untuk berdagang.
Setiap pedagang dikenakan biaya pembuatan lincak sebesar Rp1,2 juta. Nantinya mereka akan mendapatkan lincak berukuran 1×1,8 meter. Lincak itu terbuat dari bahan galvanis yang bisa dibongkar pasang.
“Saat ini kami diminta mendampingi ketua kelompok yang belum membayar sama sekali untuk keuangan lincak. Untuk membuat persetujuan yang sama-sama enak antara vendor dan pedagang, perihal kapan pelunasan pembayaran lincak bisa dilakukan,” Kata Ketua paguyuban PKL Pasar pagi, Rubiyanto, Senin, (29/4/2024).
Dia menambahkan, ketika nantinya sudah berpindah ke Pasar Induk Among Tani, pihaknya siap menaati sesuai aturan pemerintah. Salah satunya, siap membongkar lincak-lincak yang digunakan berdagang mulai malam hingga pagi hari.
Meski beberapa pedagang sudah mulai melakukan pembayaran lincak. Namun untuk informasi resmi dari dinas terkait, perihal kapan dilaksanakannya perpindahan pedagang, pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut.
“Untuk lincak menurut vendor sudah siap dan saat ini masih dalam proses pembuatan. Hingga saat ini proses pembuatannya sejauh mana kami juga belum tahu. Namun yang pasti, pedagang sudah mulai melakukan pembayaran lincak sesuai ketentuan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rubiyanto juga menyatakan, jika para pedagang siap boyongan ke Pasar Induk Among Tani kapanpun. Sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan ‘wiwitan’ atau perhitungan perpindahan di hari baik pada malam 29 bulan Ramadan lalu.
“Apabila secara personal pedagang punya niatan sendiri silahkan. Tergantung kesepakatan masing-masing antar pedagang. Dalam hal ini, saya selaku ketua selalu mengedepankan aza musyawarah mufakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Kota Batu, Agus Suyadi menyampaikan, setelah dipindahkan ke kawasan Pasar Induk Among Tani Kota Batu, para pedagang PKL pagi akan menempati halaman parkir belakang pasar. Setelah waktu berdagang mereka usai, lincak akan dibongkar dan dimasukkan ke dalam gudang pasar.
“Kebutuhan gudang akan kami lihat dulu. Saat ini sudah ada di sisi barat pasar. Nanti mungkin akan dibuatkan lagi di sisi timur. Tentunya dengan melihat kebutuhan. Mungkin akan disiapkan dua gudang, karena jika hanya satu gudang akan memakan waktu lama,” terangnya.
Saat menempati kawasan Pasar Induk Among Tani, pedagang PKL pagi juga akan di bagi sesuai masing-masing zona. Mulai dari zona basah hingga zona kering. Sistem zonasi ini dilakukan sesuai standarisasi dari kementerian terkait.
“Di pasar pagi ini jualannya lengkap. Maka juga harus diterapkan sistem zonasi. Melalui sistem ini, juga akan mempermudah proses pembersihan sampah sisa pedagang,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan, jam operasional pedagang akan dimulai pada pukul 22.00 WIB hingga 07.00 WIB. Diharapkan pedagang bisa menaati peraturan dan kesepakatan waktu yang telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu aktivitas Pasar Among Tani di siang harinya.
“Akan ada sanksi sesuai yang telah disepakati, jika pedagang tidak menaati peraturan yang berlaku di Pasar Induk Among Tani. Tujuannya adalah untuk kenyamanan bersama semua yang beraktivitas di Pasar Induk Among Tani. Baik pedagang maupun pembeli masyarakat Kota Batu maupun wisatawan,” katanya.
Disisi lain, dengan masuknya pedagang PKL pasar pagi, maka kehidupan Pasar Induk Among Tani Kota Batu dapat dipastikan berjalan selama 24 jam penuh.
“Setelah dilakukan pemindahan, kami berharap perekonomian Kota Batu semakin tumbuh berkembang. Tidak hanya sektor pariwisata saja, tapi juga sektor perdagangan yang akan berdampak langsung bagi masyarakat kota Batu,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskoperindag Kota Batu, Aries Setiawan menambahkan, direncanakan PKL pasar pagi akan mulai direlokasi pada 6 Mei 2024. Sembari menunggu lincak untuk berdagang jadi.
“Saat ini proses produksi lincak masih dilakukan. Setiap pedagang akan kami beri lincak agar seragam,” tutupnya. (Ananto Wibowo)