Batu – Terbitnya Surat Edaran (SE) Wali Kota Batu bisa dikatakan seperti pedang bermata dua. Di satu sisi SE itu memiliki tujuan untuk keselamatan masyarakat karena masih merebaknya pandemi Covid-19. Namun, di sisi lain kondisi ekonomi sedikit kembali menurun karena hadirnya kebijakan itu.
SE itu berisikan, bahwa para wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu wajib mengantongi hasil rapid tes antibodi atau antigen dengan hasil non-reaktif ataupun negatif Covid-19. yaitu wisatawan yang berkunjung pada tanggal 24-26 Desember 2020 dan tanggal 31 Desember 2020 – 2 Januari 2021.
Peraturan itu benar-benar berhasil membuat para wisatawan berpikir ulang untuk berlibur ke Kota Wisata Batu (KWB). Hal itu tampak dengan adanya sejumlah pembatalan dan pengunduran jadwal para wisatawan untuk berlibur. Apalagi, saat ini tingkat okupansi hotel juga masih rendah. Yaitu, di kisaran 40 persen.
Tak hanya dapat dilihat dari sisi itu saja. Kondisi arus lalu lintas di KWB juga tak seramai pada libur panjang di akhir Oktober lalu. Ketika itu padat hingga jalan-jalan mengalami kemacetan.
Pengelola tempat wisata Omah Kayu, Untung Gunardi, mengungkapkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan sangat begitu terasa. Tingkat penurunannya sangat drastis. “Dulu sebelum ada pandemi, jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai 70 persen. Sedang saat ini tingkat kunjungannya hanya sebesar 30 persen saja,” kata Untung Gunardi, kemarin.
Padahal pada libur panjang tahun lalu, lanjut Untung, tingkat kunjungannya sangat tinggi. Terutama pada tanggal 24 Desember sampai 3 Januari. Libur Natal tahun ini jumlah kunjungan wisatawan hanya kurang lebih 100 orang per hari.
“Libur panjang kemarin pengunjungnya sepi. Lebih kurang 100 orang saja per hari. Bahkan, pada hari-hari biasa hanya berkisar 18 orang,” beber dia.
Itu pun, lanjut Untung, mereka adalah wisatawan yang hanya melakukan swa-foto. Sedang untuk penjualan makanan juga masih sangat sulit. “Kalau di bilang rugi, ya rugi. Padahal, untuk pembelian karcis satu bundel harganya mencapai Rp 400 ribu. Belum juga termasuk pajaknya. Jika pengunjung menurun terus, ya kami jelas rugi,” tegasnya.(ant/ekn)