
TEKAN FATALITAS: Jalur penyelamat Klemuk di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu berhasil menekan angka fasilitas kecelakaan akibat rem blong. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Malang Post – Jalur penyelamat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, di kawasan jalur alternatif Klemuk, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu bekerja sangat efektif selama libur Lebaran 2024. Keberadaan jalur penyelamat itu berhasil menekan angka kecelakaan berujung kematian.
Semua pengendara roda dua dan roda empat yang mengalami rem blong, berhasil terselamatkan usai masuk ke jalur penyelamat itu. Sepanjang libur Lebaran 2024 ini, total ada 15 peristiwa rem blong. Semuanya selamat berkat masuk jalur penyelamat itu.
Meski begitu, terdapat lima korban luka karena gagal mengendalikan laju motor saat masuk ke jalur penyelamat. Data itu dihimpun dari Relawan Siaga Klemuk KYY, yang berjaga selama 24 jam di lokasi.
Salah satu relawan Siaga Klemuk KYY, Suliyanton menyatakan, satu dari lima korban luka sempat dilarikan ke rumah sakit. Ini dilakukan karena korban sempat tak sadarkan diri, karena menabrak sepeda motor dari arah berlawanan.
“Peristiwa terjadi pada Sabtu, (13/4/2024) malam. Diduga korban merupakan warga Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu. Dia mengalami luka karena benturan di bagian kepala,” papar Suliyanton, Senin, (15/4/2024).
Secara rinci, dia menjelaskan, sebelum tak sadarkan diri, korban mengalami rem blong. Namun gagal mengendalikan motor masuk ke jalur penyelamat dan akhirnya menabrakkan diri ke motor lain dari arah berlawanan.
“Korban langsung kami larikan ke RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu guna mendapatkan perawatan lebih lanjut,” imbuh dia.
Lebih lanjut, dia juga membeberkan, peristiwa rem blong banyak terjadi pada tanggal 11-13 April 2024. Saat itu aktivitas Lebaran sudah mulai berjalan. Dimana jalur alternatif Klemuk menjadi andalan pengendara memangkas waktu perjalanan dari arah Pujon, Kabupaten Malang ke Kota Batu.
Meski begitu, peristiwa kecelakaan di jalan yang dikenal sebagai jalur maut itu mulai berkurang. Merunut data pada Lebaran 2023 lalu, jumlah kecelakaan mencapai 20 kejadian lebih. Selain itu, larangan kendaraan berat melintas juga memiliki dampak signifikan.
“Di sisi atas jalur tersebut juga sudah dibangun portal pembatas dan imbauan waspada. Kami rasa hal tersebut sangat berpengaruh. Terpenting selamat semua demi kenyamanan bersama,” katanya.
Meski begitu, pihaknya mengimbau pengendara tetap mengedepankan kewaspadaan. Terutama para pengendara yang berasal dari luar daerah, yang tidak paham medan untuk tetap melintasi jalur konvensional.
“Pengendara harus memastikan kendaraannya dalam kondisi baik, sebelum melalui jalur alternatif yang cukup curam ini,” tutupnya. (Ananto Wibowo)