Malang Post – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, bergerak cepat menindaklanjuti aksi premanisme, yang dilakukan oleh oknum juru parkir (oknum) ilegal. Seperti yang sedang viral di media sosial baru-baru ini.
Dalam video yang diunggah di Instagram, oknum jukir yang diduga ilegal tersebut, terlihat mengancam dan berteriak-teriak sekaligus ngajak carok, terhadap salah satu pengendara motor.
“Kami pastikan oknum jukir tersebut ilegal. Tidak terdata di Dishub. Kami masih terus menelusuri siapa oknum tersebut.”
“Kejadiannya sekitar 17.00WIB, Jumat (5/4/2024) sore, di halaman Masjid Asyuhada, Jalan Danau Limboto, Sawojajar, Kedungkandang,” ungkap pejabat Pengelolaan, Penagihan dan Pengawasan Parkir, Dishub Kota Malang, Soeko Hariyanto, Sabtu (6/04/2024).
Bersama dua staf lainnya, Soeko pun langsung melakukan pengecekan di lokasi kejadian. Untuk mengetahui permasalah yang terjadi. Termasuk penyebab cekcok serius, hingga berujung pada pengancaman.
Pejabat pengawas parkir Dishub Kota Malang, Soeko Hariyanto, bersama dua staf lainnya, saat menggali informasi ke salah seorang pengurus Masjid Asyuhada Sawojajar. Lokasi cekcok oknum jukir ilegal yang mengajak carok, Sabtu (6/04/2024). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Melihat lokasi yang ada di dalam video tersebut, Soeko menyebut kejadiannya di kawasan Jalan Maninjau, Sawojajar. Hanya saja, saat dilakukan pengecekan di lapangan, aktivitas parkir di kawasan tersebut tidak setiap hari ada.
“Kami konfirmasi ke beberapa orang di sekitar situ, termasuk ke penjualan buah di lokasi, memang aktivitas jukir tidak setiap hari.”
“Untuk yang merasa dirugikan, termasuk yang merekam video tersebut, hendaknya berani melaporkan aksi premanisme itu ke pihak berwajib. Agar segera bisa ditindaklanjuti, ” tambahnya.
Pihaknya juga meminta kepada masyarakat, agar bisa membedakan jukir resmi dan ilegal. Mengingat momen menjelang lebaran seperti sekarang, banyak ditemukan jukir musiman yang ilegal.
“Juru parkir yang resmi, pasti memakai rompi dan mengantongi karcis retribusi parkir. Jika ragu, masyarakat bisa menanyakan KTA dan surat tugas parkir.”
“Selalu minta karcis retribusi parkir. Jika tidak diberikan, pengguna parkir boleh tidak membayar. Kalau kemudian ada aksi premanisme, melaporkan ke pihak berwajib,” tegas Soeko.
Terpisah, salah seorang pengurus Masjid Asyuhada, Sawojajar, Sunir (62) mengaku sempat mendengar ada nada ancaman carok, dari orang yang diduga oknum jukir tersebut.
“Waktu itu kami hanya sekedar mendengar sekilas. Tapi tidak mau nimbrung.”
“Karena terus cekcok dan tidak mau didamaikan, warga di sini akhirnya meminta kepada mereka untuk pergi dari kawasan sini. Karena waktu itu sudah mau buka puasa,” jelasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata).