Malang Post – Pembangunan fisik dan kualitas rumah sakit, perlu dilakukan di tengah pertumbuhan masyarakat.
Termasuk dari sisi pelayanan. Sudah menjadi kewajiban setiap rumah sakit, untuk selalu melayani setiap pasien yang datang.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang, dr. Syaifullah Asmiragani, Sp.OT (K), menjelaskan hal tersebut saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan Radio City Guide 911 FM, Senin (18/3/2024).
Itulah sebabnya, sejauh ini RS Saiful Anwar, tidak tidak pernah menolak pasien yang datang.
“Dan kalau ada rumah sakit yang tidak sesuai prosedur, Dinas Kesehatan harus hadir untuk memberikan peringatan,” ujarnya.
Salah satu prosedur pasien yang masuk ke RSSA, jelas dr. Syaifullah, pasti akan di skrining dulu. Kalau di RSSA tidak menyediakan layanan yang dibutuhkan pasien, langsung diarahkan ke rumah sakit yang mumpuni.
“Di RSSA sendiri, sekarang luasan 8,5 hektar dan bisa lebih dimaksimalkan lagi tapi dengan pembangunan ke atas. Pasien rawat inap yang mampu dilayani, sekitar 1.200 pasien,” jelasnya.
Ketetapan Kementerian Kesehatan, 10 persen dari kapastitas itu, harus dialokasikan untuk pelayanan intensif care. Meski unit pelayanan ini padat modal dan high risk.
Untuk saat ini, tambahnya, pelayanan rumah sakit yang bisa lebih dioptimalkan selain di RSSA, juga di RS Universitas Brawijaya.
Di RSUB, da tiga blok yang sudah ada, meski baru satu blok yang digunakan, karena perlu biaya yang mahal.
“Termasuk di RSUD Kota Malang, ke depan bisa naik jadi tipe A, sehingga kapasitas rawat inap pasien tidak hanya 1.200 saja, tapi kalau bisa sampai 1.500,” tandas dr. Syaifullah.
Sementara itu, Sosial Wolker, Dr. Rinikso Kartono, M.Si., menyampaikan, sejauh ini masih banyak masyarakat yang perlu di edukasi. Utamanya soal mekanisme dan prosedur rumah sakit.
Karena pada kenyataanya, masih banyak masyarakat yang bingung soal pelayanan kesehatan.
“Ada dua golongan masyarakat. Pertama, orang yang tidak tahu adanya sumber pelayanan sosial berupa kesehatan dan kedua, golongan orang yang tahu adanya sumber layanan kesehatan, tapi kesulitan mengaksesnya,” lanjutnya.
Kenyataan lain yang sering terjadi, kata Rinikso, di lingkungan rumah sakit ditemukannya pasien overload.
Tentu hal hal seperti ini, juga perlu kehadiran Dinas Kesehatan untuk memberikan arahan. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)