Malang Post – Kabupaten Malang yang memiliki 278 desa dan 12 kelurahan. Tersebar pada 33 kecamatan pada wilayah seluas 3.531 km2. Ternyata di era digital dengan jaringan 5G atau generasi kelima, belum menyentuh semua wilayah.
Padahal jaringan teknologi seluler nirkabel tersebut, menawarkan kecepatan unggah dan unduh yang lebih tinggi. Koneksi yang lebih konsisten dan peningkatan kapasitas dibandingkan jaringan sebelumnya.
Jangkauan jaringan internet itu, tampaknya masih menjadi kendala di Kabupaten Malang. Dengan masih banyaknya area blank spot. Alias kawasan tak bersinyal.
Penyebabnya, menara telekomunikasi dan saluran udara tegangan tinggi (sutet), belum menggapai semua wilayah. Di beberapa kawasan tersebut, masih sulit mencari sinyal untuk berkomunikasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Malang, Dr. Ricky Meinardhy, ST., MT., membeberkan data. Awalnya, sekitar 100 desa yang masih blank spot. Tetapi dalam perkembangannya, saat ini tidak sampai 80 desa yang masih tanpa jaringan.
“Mayoritas desa-desa tersebut, berada di Malang Selatan. Daerah di wilayah tersebut, konturnya pegunungan, berbukit, berada di lembah dan pantai. Yang menjadi salah satu faktor tidak terjangkaunya jaringan internet,” sebut Ricky, Selasa (12/3/2024) kemarin.
Menurut penerima anugerah Kepala OPD Sahabat Wartawan dari PWI Malang Raya ini, jika ada lembah atau gunung, bisa dipastikan kawasan tersebut sulit internet. Karena jaringan nirkanel tersebut, menggunakan gelombang.
Sementara di kawasan yang lainnya, sudah bisa terkoneksi dengan internet. Baik menggunakan fiber optik (FO) maupun nirkabel.
“Diskominfo Kabupaten Malang sudah mengajukan pendirian 20 titik Base Transceiver Station (BTS) ke Kementrian Kominfo. Nantinya BTS itu akan ditempatkan di titik-titik strategis,” paparnya.
Mantan Inspektur Pembangunan Wilayah III pada Inspektorat Kabupaten Malang ini juga berharap, pembangunan BTS yang sudah diajukan ke Kementerian Kominfo pada tahun 2023 lalu, bisa teralisasi pada tahun ini.
Nantinya, BTS tersebut akan kita ditempatkan di wilayah Malang Selatan. Utamanya di wilayah Kecamatan Poncokusumo.
“Karena di wilayah Kecamatan Poncokusumo, bisa meng-cover area wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Utamanya yang masih ada yang belum terdapat jaringan internet,” ujar penggemar offroad yang alumni ITN ini.
Kondisi tersebut, lanjut pria kelahiran Kalimantan Tengah ini, juga menjadi tantangan bagi provider. Untuk menghitung berapa banyak masyarakat di kawasan tersebut, menggunakan akses jaringan intrnet.
“Contohnya, saya menggunakan jaringan Telkomsel. Ternyata masyarakat di sekitar TNBTS maupun pengunjung, menggunakan jaringan Indosat. Tinggal bagaimana provider bisa menawarkan kemudahan,” sebut peraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan dari Universitas Brawijaya Malang ini. (*/ Ra Indrata)