Malang Post – Kota Batu terus menunjukkan elektabilitasnya sebagai Kota Wisata terkemuka di Indonesia. Setiap tahun, kota ini selalu dibanjiri wisatawan. Jumlahnya juga terus meningkat. Tahun 2023 kemarin, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu tembus 10 juta orang.
Jumlah itu naik sebanyak 2 juta wisatawan, dari jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu pada tahun 2022 lalu. Saat itu, angka kunjungan wisatawan ke Kota Batu tembus 8.041.187 wisatawan. Dengan rincian kunjungan di daya tarik wisata sebanyak 7.096.188 wisatawan dan kunjungan di jasa akomodasi sebanyak 944.999 wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Aref As Siddiq menyatakan, target kunjungan wisatawan sebanyak 10 juta orang terlampaui. Namun untuk jumlah secara rinci, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab hingga saat ini Disparta Kota Batu masih melakukan perhitungan.
“Pastinya target kunjungan 10 juta wisatawan terlampaui. Namun secara rinci, kami belum bisa menyebutkan. Sebab perhitungan keseluruhan selesai pada akhir bulan Januari nanti,” ujar Arief, Senin, (22/1/2024).
Dia menyampaikan, jumlah kunjungan wisatawan tersebut. Merupakan wisatawan yang masuk ke dalam tempat wisata dan hotel. “Kami hanya menghitung wisatawan yang datang ke tempat wisata dan hotel. Jumlah itu yang kami laporkan untuk dipertanggung jawabkan,” imbuhnya.
Menurut Arief, jumlah tersebut bisa lebih, apabila kunjungan ke mal, resto dan Alun-alun Kota Batu turut dilaporkan.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan, untuk menarik lebih banyak wisatawan yang datang ke Kota Batu pada tabun 2024 ini. Pihaknya ingin pariwisata Kota Batu bukan hanya di tempat-tempat wisata yang sifatnya sudah diprogramkan, atau yang sudah dipunyai pihak tertentu saja.
“Kami ingin wisata itu back to nature (kembali ke alam.red). Contohnya seperti saat ini ada lumbung stroberi. Kemudian juga mengembangkan desa-desa wisata. Terbaru ada desa tematik Kampung Sakura di Desa Sidomulyo,” ujar Aries.
Dengan keberadaan wisata buatan yang sudah ada saat ini. Kemudian juga dikembangkan pariwisata berbasis alam serta desa-desa wisata. Maka wisatawan yang datang ke Kota Batu dapat memilih keberagaman paket wisata.
“Sehingga saat wisatawan datang ke Kota Batu, mereka tidak cukup hanua satu hari. Harus di Kota Batu sekian hari, karena kalau satu hari saja tidak cukup. Maka dari itu, akan kami buat desa wisata menjadi salah satu sektor terpenting,” tutur dia.
Selain mengembangkan wisata alam dan desa-desa wisata. Hal terpenting yang juga harus turut dikembangkan adalah UMKM dan industri kreatif. Sehingga setelah destinasi wisata tersebar hingga plosok-plosok Kota Batu. Masyarakat tidak lagi jadi penonton dan bisa turut menikmati perputaran ekonomi.
Selain mengembangkan, pihaknya juga ingin mempertahankan desa wisata yang sudah ada. Guna mempertahankan keberadaan desa wisata itu, pihaknya akan melakukan intervensi dengan melakukan pembinaan desa-desa wisata.
“Kalau perlu kami akan datangkan tenaga ahli dari perguruan tinggi. Atau yang benar-benar expert di bidang wisata. Untuk memberikan pembinaan kepada desa-desa wisata,” tandasnya. (Ananto Wibowo)