Malang Post – Dalam talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Ketua PHRI Kota Batu sekaligus Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Kota Batu, Sujud Hariadi menyampaikan, perilaku wisatawan ke Kota Batu saat ini berbeda dengan dulu.
Sekarang banyak wisatawan yang memilih untuk tidak bermalam. Mengingat akses ke Kota Batu lebih mudah dan cepat dengan adanya jalan tol.
“Inilah yang membuat banyak orang memilih sampai di Kota Batu pagi hari, kemudian menikmati Kota Batu sampai malam dan langsung pulang,” katanya.
Pun dengan wisatawan dari Jawa Tengah. Kalau dulu mereka bermalam di Kota Batu. Sekarang mereka juga memilih memanfaatkan jalan tol, untuk akses pulang pergi yang dinilai cepat dan murah.
Sujud menambahkan, melihat fenomena tersebut pelaku wisata Kota Batu juga tidak tinggal diam. Mereka terus berinovasi.
“Apalagi sekarang dengan adanya Pasar induk Among Tani, menjadi destinasi baru yang dioptimalkan Kota Batu untuk menarik wisatawan. Khususnya warga luar Malang, dengan menyuguhkan view di lantai atas yang bagus dan fasilitas seperti musala juga disediakan,” jelasnya.
Selain itu, untuk pergerakan wisatawan tahun ini, terpantau terjadi peningkatan yang lebih baik dibanding tahun 2022.
Okupasi hotel, tambahnya, juga mengalami peningkatan. Jika dirata-rata 50 persen, bahkan jika masuk weekend mencapai 90 persen.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Pariwisata sekaligus Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang, Aang Afandi menambahkan, wisatawan Kota Batu memang banyak dan beragam. Tapi untuk saat ini yang perlu dilakukan Kota Batu, adalah memikirkan sebuah cara agar wisatawan bermalam.
“Karena dengan kondisi Kota Batu yang dingin, justru bisa dinikmati mulai senja sampai pagi hari. Hal ini yang harusnya dioptimalkan,” sebut Aan.
Tapi yang menjadi tantangan Kota batu saat ini, tambahnya, melihat konektivitas dan aksesibilitas yang sangat mudah, seperti dengan adanya tol, membuat wisatawan yang dari luar Malang lebih memilih pulang. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)