Malang Post – Tuntasnya FIFA Matchday Oktober, menjadikan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia, kembali digulirkan. Kali ini sudah masuk di pekan ke-16. Tersisa dua laga sebelum memasuki paruh musim kedua Liga 1 musim 2023/2024.
Skuadra Singo Edan, bakal kembali melakoni laga ke-16 mereka di Stadion BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, pada Jumat (20/10/2023) mendatang. Pertandingan dijadwalkan mulai 19.00 WIB.
Pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, membawa 21 pemainnya bertolak ke Makassar, pada Rabu (18/10/2023). Hanya beberapa saat setelah menuntaskan pemusatan latihan di Kota Wisata Batu.
Yang pasti, dalam rombongan tak ada nama Dendi Santoso yang terkena sanksi larangan bermain dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Tak ada pula nama Evan Dimas yang sedang sakit.
Pemain-pemain yang masih dalam pemulihan cedera seperti Hamdi Sula, Muhammad Rafli, dan Johan Farizi juga tak masuk daftar skuad untuk lawan PSM.
Tiga nama lainnya yang tidak cedera, tapi tak dibawa adalah Dicki Agung, Samuel Balinsa dan Asyraq Gufron.
Tetapi justru dalam daftar pemain yang dibawa, ada nama Arkhan Fikri yang Selasa malam (17/10/2023), masih tampil membela Timnas Indonesia di markas Brunei Darussalam. Gelandang muda Arema itu akan berangkat ke Parepare terpisah dari tim.
Selama TC di Kota Batu sejak Minggu (15/10/2023) sore. Arema bukan cuma berlatih di Lapangan Kusuma Agrowisata, Kota Batu.
Ada dua kali sesi latihan, pagi dan sore. Hanya saja, khusus sore harinya para pemain Arema hanya berlatih di pusat kebugaran (gym).
“Tidak ada agenda di luar lapangan sebenarnya, karena yang paling penting adalah berlatih di lapangan. Tapi, khusus sore harinya kita ada sesi latihan di gym,” kata Fernando Valente.
Kondisi lapangan yang sangat bagus, bisa dimaksimalkan pelatih asal Portugal ini, untuk berlatih dan mempersiapkan pertandingan selanjutnya.
“Kami perlu berlatih di tempat seperti ini untuk bisa meningkatkan pemain. Seperti yang saya bilang sebelumnya, kualitas lapangan sangat penting. Kondisi lapangan seperti ini yang kami butuhkan, karena kami perlu bekerja dalam kondisi seperti ini,” tegasnya.
Bahkan saat berlatih di Kota Batu, Fernando Valente mengaku langsung teringat pada tempat latihan klub pegunungan di Portugal, Desportivo da Covilha.
Klub asal Kota Covilha itu, saat ini tampil di kasta ketiga Liga Portugal. Untuk sementara, mereka memimpin klasemen sementara Grup B dengan 17 poin hasil lima kali menang, dua kali imbang dan sekali kalah.
Suasana di Lapangan Kusuma Agrowisata, Kota Batu mengingatkan Fernando pada kawasan Covilha yang berada di pegunungan.
Kota dingin yang punya perbedaan mencolok dari mayoritas kota-kota lain di Portugal yang umumnya berada di dataran rendah hingga pantai.
“Portugal adalah negara yang daerahnya kebanyakan pantai dan dataran rendah. Hanya ada satu klub, Desportivo da Covilha yang merupakan klub pegunungan di negara saya ini,” kata Fernando.
Pelatih berusia 64 tahun ini menyebut, berlatih di kawasan pegunungan seperti di Kota Batu ini besar manfaatnya. Khsususnya untuk menggembleng fisik pemain, lantaran mereka berlatih dalam jumlah oksigen yang minimalis.
“Berlatih di dataran tinggi dan dataran rendah tentu berbeda. Berlatih di pegunungan seperti ini bagus untuk meningkatkan kondisi fisik pemain, meskipun lebih melelahkan. Tapi, tak masalah, karena di sini kita menginap, sehingga bisa mengurangi lelah karena perjalanan,” imbuhnya.
“Mungkin berlatih di pegunungan seperti ini bisa membantu dalam beberapa situasi. Tapi, normalnya di Portugal hal itu tidak berlaku, karena kebanyakan klubnya bermarkas di dataran rendah,” ujar pelatih berlisensi UEFA Pro. (*/ Ra Indrata)