Malang Post – Keseriusan Pemkot Malang dalam menangani masalah angkutan kota (angkot) di Kota Malang, masih terus ditagih Organda.
Kata Sekretaris Organda Malang, R. Purwono Tjokro, keseriusan itu dibutuhkan karena saat ini sudah ada di titik jenuh.
“Karena sejak lama soal rute sampai tarif tidak ada penyesuaian, dalam bentuk Perda atau Perwali. Sehingga yang terjadi di lapangan muncul adanya tarif liar dan mau tidak mau timbul komplain dari konsumen,” katanya.
Hal itu ditegaskan Purwono, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (13/10/2023).
Selain itu Purwono juga berharap, angkot sebagai moda transportasi umum, bisa menjadi solusi kepadatan di Kota Malang.
Bukan mengatasi kemacetan Kota Malang, dengan rekayasa lalin ataupun dengan menambah angkutan umum lainnya lagi.
“Pemkot juga bisa menganjurkan para siswa dan ASN di Kota Malang, untuk memilih menggunakan angkot,” sebutnya.
Di sisi lain, diharapkan dari BUMD juga bisa mengelola angkot untuk membantu soal tata kelola angkutan publik.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Kota Malang, Minto Rahardjo, berterima kasih pada para supir angkot yang masih beroperasi.
Karena dari ribuan angkot yang tersebar di Kota Malang, ada 500 angkot yang sudah tidak beroperasi karena beberapa faktor. Untuk itu pihaknya akan melakukan upaya agar masyarakat bisa kembali menggunakan angkutan umum.
“Beberapa upaya itu antaranya soal peraturan tarif yang saat ini masih proses kajian. Tahun depan semoga sudah bisa ditetapkan,” imbuhnya.
Selain itu juga berupaya mengubah mindset masyarakat, agar lebih suka menggunakan moda transportasi umum dan melakukan perbaikan pada fasilitas.
Seperti yang saat ini masih proses pengadaan perbaikan aspal di terminal Arjosari dan pintu sebelah selatan agar angkot kembali berpusat di terminal.
Sedangkan pengamat transportasi UNMER Malang, Zaid Dzulqarnain Zubizaretta, ST., MT. menyebut, peremajaan pada beberapa fasilitas angkot perlu untuk dilakukan. Harapannya bisa menarik masyarakat lebih memilih menggunakannya. Selain fasilitas teknis yang lain juga perlu peremajaan.
“Berkaca dari angkutan online yang banyak promo, angkot juga bisa memberikan hal yang sama. Mungkin saat momen tertentu seperti HUT RI, HUT Kota Malang atau HUT Angkutan Kota, yang pembiayaannya tergantung dari Dishub. Bisa melalui subsidi atau dari program CSR, agar bisa menarik kembali pengguna angkot,” sebutnya.
Selain itu, masih katanya, Pemkot bisa membeli layanan dari angkutan umum, yang pembeliannya dilakukan secara bulanan, sebagai gaji tetap supir angkot.
Kalaupun ada yang memiliki penumpang lebih banyak, bisa mendapatkan bonus dari kinerjanya. (Nurul Fitriani – Ra Indrata)