Malang Post – Mempertahankan dan menjaga peak performance pemain, lebih susah ketimbang membentuknya. Bahkan kondisi tersebut bisa menjadi anti klimak, ketika sebuah tim tidak mampu menjaga.
Kondisi itulah yang ditakutkan terjadi pada skuad Singo Edan. Ketika menghadapi jeda kompetisi yang lumayan panjang. Ada waktu 10 hari tanpa pertandingan, lantaran hadirnya FIFA Matchday di September ini.
Padahal di dua pekan sebelumnya, yakni mulai pekan ke-10, Arema FC sedang on fire. Dua laga selalu diakhiri dengan kemenangan. Padahal hingga pekan ke-9, Dendy Santoso dan kawan-kawan, tidak pernah merasakan kemenangan ini.
Bisa dibilang, anak asuh pelatih anyar, Jose Fernando Martins Valente ini, sedang dalam kondisi mental bertanding yang sangat bagus. Mereka juga sedang dalam motivasi tinggi, setelah mengalahkan Persikabo 1973, 1-0 dan Bhayangkara FC, 2-0.
Tetapi pelatih asal Portugal, Fernando Valente tidak mau berpikir negatif, terkait kondisi tersebut. Meski dia mengakui, bisa saja jeda kompetisi yang saat ini dirasakan, bakal mengancam tren positif yang sudah mereka ciptakan.
“Kalau di Eropa memang normal-normal saja. Bagi tim yang menang, kemudian ada jeda kompetisi yang cukup panjang, jelas kondisinya menjadi tidak bagus.”
“Tetapi saya tidak percaya dengan situasi tersebut. Meski kita menang, tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.”
“Jadi kita akan lihat, apakah dugaan itu benar atau tidak, setelah kita tahu pada laga berikutnya,” sebut pelatih 64 tahun itu.
Bagi mantan pelatih Shakhtar Donetsk U-19 ini, justru akan memanfaatkan jeda kompetisi sebaik mungkin. Utamanya untuk tetap melanjutkan tren positif yang sudah diperlihatkan pemainnya dalam dua laga terakhir.
Meski musim ini adalah kompetisi pertamanya di Indonesia, Fernando Valente tahu betul apa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kondisi tersebut.
Terlebih pada diri pelatih kelahiran Porto, 22 Juli 1959 ini, juga dibekali oleh ilmu psikologi. Yang menjadikannya dipilih sebagai pelatih baru, menggantikan I Putu Gede Swisantoso dan Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Karena menghadapi tim yang sedang terpuruk, seperti Arema FC sebelum kedatangannya, dibutuhkan pelatih yang tidak sekadar piawai meracik strategi. Namun juga mampu membaca kejiwaan pada masing-masing pemain.
Hal itu juga terlihat pada posisinya, yang sering bersentuhan dengan pemain-pemain kelompok usia. Seperti melatih SD Taishan U-19, Varzim, Shakhtar Donetsk U-19 dan Estoril U-23.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi sempat menyebut, salah satu alasan memilih Fernando Valente, karena selain memiliki sertifikat kepelatihan UEFA A Pro. Nilai lebihnya, Fernando Valente punya semacam sertifikat psikolog.
“Sertifikat itulah yang menjadi salah satu modal coach Fernando, untuk membenahi mental pemain Arema FC. Sekaligus mengangkat mental pemain. Dan tidak dimiliki oleh pelatih lainnya,” katanya waktu memperkenalkannya sebagai pelatih baru.
Dan memang terbukti, di bawah komando Fernando Valente, mental pemain yang pernah jatuh hingga titik paling bawah, mampu dikembalikan pada kondisi terbaik. Sekalipun masih belum bisa untuk seluruh pemain.
Dia pun kali ini sudah mempersiapkan program, untuk mengatasi jeda kompetisi yang diprediksikan bakal merusak peak performance pemainnya.
Progam itu akan direalisasikan pada sepekan pertama masa libur, dengan berlatih dan berujicoba di Malang.
Setelah itu, baru dilanjutkan dengan pemusatan latihan di Bali. Sampai mereka menjamu Persita Tangerang, pada Sabtu (16/9/2023) mendatang.
“Seperti yang saya biasa katakan, ini bukan tentang menang saja. Meski menang, belum tentu semuanya benar.”
Sama seperti ketika kalah, bukan berarti semuanya salah. Setelah dua pekan ini, kita lihat Arema bisa menang, bisa tidak,” tegasnya. (*/ Ra Indrata)