Malang Post – Dua hari sudah TPA Tlekung, Kota Batu ditutup. Penutupan itu jadi solusi terakhir mengatasi permasalahan sampah di tempat tersebut. Setelah dua hari ditutup, sepertinya sejumlah masyarakat Kota Batu mulai pusing sampahnya mau dibuang kemana.
Tampak di beberapa ruas jalan Kota Batu, sampah-sampah ditinggalkan di pinggir jalan oleh tuannya. Salah satunya di Jalan Sutan Hasan Halim, Kelurahan Sisir, Kota Batu. Sepanjang jalan itu, ditemukan banyak kantong-kantong kresek berukuran besar dengan berisikan sampah ditinggal ditepian jalan.
Imbas penutupan TPA Tlekung, ternyata bukan masyarakat saja yang dibikin pusing mau buang sampah kemana. Akan tetapi petugas kebersihan lingkungan juga kelimpungan. Mau dibuang kemana sampah-sampah masyarakat yang baru saja diambilnya.
“Sudah dua hari ini bingung sampah-sampah yang telah diambil mau dibuang kemana. Biasanya di kawasan Jalan Kartini, Kota Batu ada box warna hijau untuk penampungan sampah. Tapi sekarang sudah tidak ada,” tutur salah satu petugas kebersihan lingkungan di Kelurahan Ngaglik yang tak mau disebutkan identitasnya, Jumat (1/9/2023).
Karena box penampungan sampah sudah tak ada lagi ditempat biasanya. Petugas kebersihan itu terpaksa tak bisa mengambil sampah dikawasannya.
“Sementara ini ya tidak bisa ambil sampah dulu. Karena box penampungan tidak ada. Mungkin box itu di ambil oleh DLH Kota Batu. Karena yang tidak ada, tidak hanya di Kawasan Jalan Kartini saja. Tapi di kawasan Alun-alun Kota Batu juga tidak ada,” ungkapnya.
Setelah dua hari TPA Tlekung ditutup, kini TPS Patok di Kelurahan Sisir, Kota Batu juga ikut ditutup oleh pihak kelurahan atas kesepakatan masyarakat. Penutupan TPS itu menyusul ditemukannya masyarakat dari luar Kelurahan Sisir yang ikut buang sampah di TPA Patok.
Lurah Sisir, Vyata Aria Panaka menyatakan, penutupan tersebut menyusul banyaknya laporan masyarakat, jika ada warga dari luar Kelurahan Sisir yang membuang sampahnya ditempat tersebut. Terlebih sampah yang dibuang tidak sedikit. Namun dibawa dengan truk box dan pickup.
“Saat ketahuan warga, lalu ditanya dari mana, ngakunya dari Kelurahan Sisir. Tapi saat ditanya lagi dari Kelurahan Sisir mana dia tidak bisa menjawab dan langsung pergi begitu saja. Mereka melakukan hal tersebut saat malam hari,” ungkap Vyata.
Dengan adanya hal tersebut, mulai Jumat siang, TPS tersebut langsung ditutup menggunakan banner besar. Hanya masyarakat Kelurahan Sisir yang boleh membuang sampah di TPS Patok.
“Masyarakat dari luar Kelurahan Sisir kami larang buang sampah disini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Vyata juga berharap, masyarakat Kota Batu bisa sadar untuk melakukan pilah sampah dari rumah. Tidak asal-asalan membuang sampah begitu saja.
Sementara itu, di Desa Oro-oro Ombo sejumlah warga kesal dengan ditutupnya TPA Tlekung. Bahkan beberapa dari mereka ada yang sampai membakar tong sampah milik DLH Kota Batu untuk melupakan kekesalannya. Mereka marah karena kecewa dengan DLH Kota Batu yang tidak becus mengelola sampah. (Ananto Wibowo)
“Kok bisa, tidak mampu mengelola sampah, kemudian dikembalikan ke masyarakat,” tutur salah satu warga Desa Oro-oro Ombo, Edi.
Pihaknya lebih geram lagi, karena mendapatkan informasi, jika DLH Kota Batu hanya mengurus sampah di kawasan kota saja. Padahal tugas DLH adalah mengurus sampah se Kota Batu.
“Mereka itu dibayar dari pajak uang rakyat. Kalau tidak bisa bekerja, mending kepala DLH diganti saja. Syukur-syukur kalau sadar diri mau mundur,” tandasnya. (Ananto Wibowo)