Malang Post – Bukan kali pertama ini saja, Kuncoro, menjadi karteker pelatih Arema FC.
Jabatan sejenis, pernah dia emban di musim 2020/2021 lalu. Meski hanya untuk dua laga, di ajang Piala Menpora 2021.
Ketika itu Arema FC berada di Grup A. Bersama PSIS Semarang, Tira Persikabo dan Barito Putera.
Tetapi Arema FC gugur di fase grup. Setelah hanya mengantongi satu poin. Dari hasil imbang (1-1) lawan Tira Persikabo. Dan kalah (1-2) dari Barito Putera, serta (2-3) atas PSIS Semarang.
Kali ini di Liga 1 musim 2023/2024, Kuncoro menerima tongkat estafet dari Joko ‘Gethuk’ Susilo. Meski hanya menjadi karteker. Yang akan segera selesai, saat Arema FC memiliki pelatih definitif.
Tugas pertamanya, justru langsung bertemu RANS Nusantara FC. Di pekan ke-8 Liga 1 musim 2023/2024. Senin (14/8/2023), di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Tim milik pesohor Raffi Ahmad ini, dilatih Eduardo Almeida. Pelatih yang satu setengah musim, bersama Arema FC. Saat Liga 1 musim 2021-2023.
Kuncoro sendiri, juga terlibat di musim itu. Sebagai asisten pelatih yang sekaligus pelatih fisik Arema FC.
“Kalau saya sebagai pelatih yang ada di depan, maka saya yang bertanggung jawab sekarang. Mau bagaimana lagi? Namanya juga diberi amanah, tidak boleh lari. Bismillah saja,” kata Kuncoro, seperti dilansir Wearemania.
Dia pun tidak terlalu peduli dengan calon lawannya. Bahkan dia menegaskan bakal mengusung semangat perubahan. Untuk menjadi lebih baik lagi, setelah diberikan amanah sebagai karteker pelatih Arema.
“Selama pelatih kepala belum datang, kan saya yang diberi tugas memimpin tim dalam sesi latihan. Tiap pelatih pasti punya metode yang berbeda-beda, begitu pula dengan saya.”
“Yang jelas akan ada perubahan begitu saya pegang tim ini, khususnya cara bermain. Bisa dilihat nanti di pertandingan,” tegasnya.
Kuncoro mengakui mepetnya waktu persiapan dari sejak laga melawan PSIS Semarang (9/8/2023) menuju ke laga melawan RANS Nusantara FC (14/8/2023), jadi tantangan tersendiri.
“Tapi, saya bukan orang sakti yang bisa langsung tiba-tiba mengubah tim ini. Apalagi ini waktunya mepet. Perubahan yang dilakukan juga gak bisa secara frontal. Kita lakukan bertahap.”
“Bismillah saja dengan perubahan yang kita lakukan. Tapi saya yakin pemain kami punya kualitas,” tegasnya.
Pelatih yang memulai karier kepelatihannya di Arema, sejak 1 November 2011 ini, juga masih tetap punya optimisme tinggi. Arema FC masih bisa diselamatkan dari dasar klasemen Liga 1 2023-2024. Sebab, menurutnya masih ada Gusti Allah.
Disadarinya, saat ini Arema sedang dalam situasi sulit. Mental pemain sedang jatuh. Hal itu tak lepas dari pencapaian hingga pekan ke-7 ini, belum pernah mencicipi manisnya kemenangan.
Selain itu, raihan dua kali imbang dan lima kali kalah itu membuat Arema cuma mengoleksi dua poin. Skuad Singo Edan pun terperosok di dasar klasemen sementara.
“Kita gak boleh menyerah, tim ini masih bisa diselamatkan. Kita masih punya Gusti Allah, harus tetap optimistis. Tidak ada yang gak mungkin. Yang terpenting sekarang ikhtiar dulu, ditambah dengan doa. Perkara hasilnya nanti kita serahkan kepada Yang Di Atas,” kata Kuncoro.
Dia pun menegaskan, target untuk mengentaskan Arema dari zona degradasi, bisa tercapai jika ada usaha dan doa. Usaha yang dimaksudnya adalah perubahan dalam sesi latihan untuk persiapan di pertandingan sesungguhnya.
“Takdir bagus atau gak bagus itu tahunya kalau setelah pertandingan. Sebelum kickoff kita harus ikhtiar dulu.
“Caranya dengan berlatih keras, menyiapkan taktik, Insya Allah apa yang kita lakukan dalam latihan keluar di pertandingan. Setelah itu berdoa, bismillah diberikan takdir bagus berupa hasil kemenangan,” tegasnya.
Sebagai pelatih yang meneruskan pelatih-pelatih sebelumnya yang mundur, Kuncoro mengaku tak diberi target muluk-muluk oleh manajemen Arema.
Namun, pelatih asli Malang itu punya keinginan kuat melebihi target, dengan membawa Arema beranjak dari zona merah.
“Saya sendiri sebagai orang Malang juga menangis kalau melihat Arema seperti ini, terlunta-lunta di posisi bawah. Baru kali ini saya mengalami situasi yang sampai jatuh seperti ini. Tapi, ini sepak bola, harus tegar menjalaninya,” tegasnya. (*/ Ra Indrata)