Malang Post – Keluarga M Th Krismiati (46), warga Kelurahan Cepokomulyo Kepanjen, yang mengalami sakit menahun. Mendapatkan bantuan tim Diakonia Oikumene KORPRI Kabupaten Malang, Minggu (6/8/2023) siang.
Kedatangan pihak Oikumene KORPRI Kabupaten Malang ini, diwakili Kristyowati Daruningsih dan Favoritha CA. Mereka ditemani Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kepanjen, M Choirul Siadilah, SH.
Rombongan tim Diakonia Oikumene ini, tiba di kediaman Krismiati sekitar pukul 13.45 WIB dan langsung melihat kondisinya di kamar. Hampir 6 (enam) tahun terakhir, perempuan ini memang terpapar gejala stroke dan mengalami penyempitan pembuluh darah pada otaknya sisi kiri.
Favoritha C mengaku, pihaknya mengetahui perihal kondisi Krismiati dan keluarganya ini setelah pemberitaan Malang Post, yang terbit tanggal 4 April 2023. Setelah itu, Oikumene KORPRI Kabupaten Malang berinisiatif membuka open donasi untuk menggalang bantuan bagi yang bersangkutan.
“Jadi, ini persekutuan kami yang kebetulan ASN di Kabupaten Malang. Memang ada program kepedulian sosial seperti ini yang kami lakukan. Ya, program Diakonia ini memang menyalurkan hasil donasi yang kami kumpulkan untuk membantu sesama yang tengah kesulitan,” demikian perempuan yang akrab disapa Favo ini.
Saat mendatangi kediaman Krismiati yang berada di Jalan Cepoko RT 18/RW 02 ini, rombongan tim Diakonia Oikumene ini menyerahkan uang beberapa juta rupiah. Selain itu, juga paket bantuan sembako dan supplemen seperti susu suplemen tulang, yang diterima A Heru S (52), yang masih kakak kandung Krismiati.
Sehari-hari, Krismiati memang tinggal bersama ibu kandung, janda mendiang suaminya yang pensiunan TNI. Karena tidak bisa mandiri, ia harus dirawat Heru, yang juga harus merawat ibu kandungan yang juga sudah mulai lemah karena sudah menua.
“Kami mewakili keluarga sangat berterima kasih atas kepedulian dan bantuan relawan Diakonia Oikumene. Saya memang mau tidak mau merawat dan menerima kondisi ini, dan banyak mengurangi aktivitas di luar. Bantuan ini sangat membantu,” ungkap Heru S, Minggu (6/8/2023) sore.
Menurutnya, adik kandungnya sangat tidak mandiri akibat kondisinya. Apalagi, sejak kecil yang bersangkutan mengalami keterbelakangan karena difabel (down syndrome).
Selama kondisi sakitnya, kata Heru, ia harus memastikan memberi asupan makanan dan obat rutin tiap hari. Seperti, pengobatan untuk mencegah darah tinggi dan untuk kelancaran darahnya. (Choirul Amin)