Malang Post – Merespon langkanya Elpiji 3Kg di Kota Batu belakangan ini. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, langsung turun gunung melakukan pengecekan. Di Kota Batu, dia melakukan pengecekan stok Elpiji di dua titik lokasi.
Lokasi pertama ke Pangkalan Saidi, di Jalan Lesti, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Lalu titik ke dua, di Pangkalan Tri Wijaya, di Jalan Diponegoro, Kelurahan Sisir.
“Saya cek langsung bersama Pj Wali Kota Batu di pangkalan Elpiji. Karena pada dasarnya, stok Elpiji ini aman di Pertamina,” tutur Khofifah.
Meski begitu, para bupati/walikota di Jatim perlu mengajukan tambahan kuota baru. Untuk menjadi dasar sebuah daerah minta tambahan kuota ke Pertamina.
“Stok Pertamina aman. Mulai Senin lalu akan ditambah kuotanya 30-70 persen. Saya sudah koordinasi dengan bupati/walikota di Jatim. Kalau memang ada tambahan permintaan, tolong diajukan kuota baru ke Pertamina,” ujar Khofifah.
Dia mengungkapkan, di sejumlah titik tertentu. Ketersediaan Elpiji 3Kg masih aman. Contohnya seperti di Surabaya, suplai dan harganya aman. Tapi di daerah lain seperti Pasuruan, harganya lebih dari Rp16 ribu.
Meski begitu, dua hari belakangan ini, dia melihat stabilitas Elpiji 3Kg sudah lancar. Mulai dari suplai dan stabilitas distribusinya. Walaupun sudah lancar, pihaknya tak akan melakukan pembatasan pembelian.
“Untuk pembatasan tidak ada. Tapi kalau untuk kawan-kawan ASN, kami himbau janganlah ambil Elpiji melon. Kemudian juga masyarakat yang berkemampuan, tolong ambil gas yang tidak bersubsidi,” tutur Gubernur.
Dia menambahkan, di gas melon sudah ada tulisan ‘hanya untuk masyarakat miskin’. Sehingga seyogyanya, yang sudah berkecukupan harus segera beralih ke tabung Elpiji yang tidak bersubsidi. Sedangkan untuk gas melon hanya untuk masyarakat kurang mampu.
“Saya rasa yang sudah mampu ya nggak enak lah kalau beli gas melon. Apalagi sudah jelas ada tulisannya. Karena itu yang bukan masyarakat miskin, jangan ambil yang 3Kg,” imbuh dia.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil tinjauan yang pihaknya lakukan. Memang ketersediaan Elpiji 3Kg di sejumlah titik sejak hari Senin lalu mengalami kelangkaan. Ini disebabkan karena adanya libur panjang dan banyaknya kegiatan masyarakat. Sehingga berpengaruh pada ketersediaan Elpiji di pangkalan.
“Pemilik pangkalan menyampaikan, jika pada Senin lalu. Tiba-tiba banyak sekali masyarakat yang membutuhkan Elpiji 3Kg. Sebelumnya stok Elpiji ada 100 tabung. Namun tidak sampai satu jam sudah habis. Hal ini tidak seperti biasanya. Kemudian di hari Selasa juga seperti itu,” beber Khofifah.
Apabila di pangkalan dan agen sudah menyampaikan jika distribusi dan suplay saat ini dalam kondisi normal. Kemudian kondisi di terminal elpiji juga mencukupi. Maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah pemantauan stabilitas hulu hingga hilir.
“Pemantauan hulu hingga hilir itu dilakukan mulai di terminal, distributor, pangkalan, agen hingga warung-warung yang menjual Elpiji. Pengontrolan hulu hingga hilir sangat perlu dilakukan,” katanya.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Dwi Puja Ariestya menyampaikan, pihaknya berterimakasih pada Gubernur, Bupati dan Walikota di Jatim yang sudah ikut turun langsung dalam mengawasi pendistribusian Elpiji 3Kg. Dengan adanya hal tersebut, merupakan sebuah suport bagi Pertamina untuk melakukan penyaluran Elpiji 3Kg dengan baik ke masyarakat.
“Kami sampaikan, secara stok di Pertamina dalam kondisi aman. Baik itu di terminal Wlpiji sampai dengan di pangkalan-pangkalan. Stoknya semua tersedia,” tuturnya.
Dalam kondisi seperti saat ini, dia menyarankan kepada masyarakat untuk membeli Elpiji 3Kg langsung ke pangkalan-pangkalan. Dengan melakukan pembelian di pangkalan, diharapkan dapat memastikan konsumen yang akan membeli dapat terlayani dengan baik.
“Untuk memastikan ketersediaan Elpiji di masyarakat dalam keadaan aman. Kami akan tambah pendistribusiannya. Total penambah di Jatim, hingga 31 Juli mendatang akan ada penambahan hingga 1,5 juta tabung,” tandasnya. (Ananto Wibowo)