Malang Post – Pornografi menjadi konten yang perlu diwaspadai usia anak. Sekalipun konten media sosial lainnya, juga ada yang berdampak negatif.
Bahkan konten yang terkesan vulgar itu, juga sudah masuk pornografi dan tidak baik untuk konsumsi anak.
Konselor Puspaga Bhakti Pertiwi Kota Batu, Lovita Siregar menegaskan hal tersebut. Saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan Radio City Guide 911 FM, Selasa (25/7/2023).
“Dalam mempublish anak-anak, alangkah bagusnya di filter. Jika memang dalam kondisi tantrum, itu tidak perlu di up. Mungkin dari kegiatan si anak, seperti ketika berenang, alangkah lebih baik tidak di publish. Jadi cukup dijadikan privacy,” katanya.
Lovita menambahkan, banyak orang yang kurang bertanggung jawab, yang memanfaatkan foto atau video anak di sosial media. Jadi orang tua perlu hati hati.
Menurut Lovita, kasus dampak negatif sosial media, juga sempat menimpa satu anak di Kota Batu.
Jadi sang anak kesulitan dalam mengenal kosa kata. Padahal sebenarnya orang tuanya memberikan akses gadget untuk anaknya. Supaya bisa belajar membaca. Tapi ternyata justru sang anak over stimulasi.
Melihat dampak negatif internet, khususnya media sosial, membuat Puspaga Kota Batu juga turut mengambil peranannya. Dengan melakukan pencegahan, penanganan dan program rehabilitasi.
Pencegahan yang dilakukan, tambahnya, dengan menggencarkan sosialisasi untuk masyarakat. Kemudian penanganan dengan melakukan konseling, konsultasi dan pendampingan gratis.
“Sementara rehabilitasi, dengan mengupayakan anak bisa kembali pada kehidupannya bersosialisasi, tanpa ada rasa trauma mendalam,” sebutnya.
Sementara itu, Mind Tech & Kids Trainer, Ahmad Husaini menambahkan, sebenarnya dalam bermedia sosial, tidak hanya dampak negatif saja. Yang bisa mempengaruhi pada anak anak. Tapi juga ada sisi positifnya. Semua itu tergantung dari porsinya.
“Pada dasarnya disini peranan orang tua sangat penting. Jadi orang tua harusnya juga lebih bijak dan aware, terhadap sosial media,” katanya.
Ahman menambahkan, bounding antara orang tua dan anak dalam keseharian sangat penting. Sehingga orang tua yang lebih paham dalam bersosial media, bisa menyampaikan pada anak anaknya.
“Orang tua itu ibarat leader. Sementara anak anaknya sebagai followernya. Jadi sangat penting orang tua bijak bermedia sosial,” tutupnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)