Malang Post – Keputusan Arema FC, untuk menggunakan Stadion Gajayana Kota Malang, sebagai homabase pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024 nanti, disambut antusias oleh sejumlah pihak.
Lantaran dianggap Singo Edan seperti pulang ke rumah lamanya. Di stadion tertua di Indonesia, yang berada kawasan pusat Kota Malang tersebut.
Pelatih Arema FC, I Putu Gede, menjadi figur yang sangat antusias, atas kepulangan Arema FC ke Gajayana.
Pasalnya, markas klub Liga 3 Asprov Jawa Timur, Arema Indonesia itu, juga menjadi saksi bisu atas perjalanan prestasi Arema, di berbagai kompetisi sejak berdiri 1987 silam.
“Saya menganggap tim akan kembali ke rumah lamanya. Patut diingat, Stadion Gajayana ini dulunya angker (bagi tim lawan Arema),” ucap Putu yang musim ini kembali dipercaya menjabat sebagai Pelatih Arema FC.
Pelatih yang saat ini tengah menempuh lisensi kepelatihan AFC Pro itu, lantas mengenang rekor mentereng selama berkarir sebagai gelandang andalan Arema Malang.
Ia tercatat membela Tim Singo Edan selama dua periode. Yakni pada era Liga Indonesia 1999 sampai 2001 dan kembali lagi tahun 2004 sampai 2006 lalu.
“Tiga tahun (periode terakhir) itu, Arema tidak pernah terkalahkan di Stadion Gajayana. Mau pertandingan uji coba sampai kompetisi, Arema tak pernah kalah.”
“Jadi harapan saya, semangat dan karakter Arema dulu bisa berlanjut musim ini. Meski semuanya memang sudah berbeda, baik figurnya, pemain, pelatih dan hal lainnya,” imbuh pelatih yang sempat menukangi Persekat Tegal di Liga 2 2021/2022 tersebut.
Pada periode keduanya itu, I Putu Gede langsung menjabat kapten tim saat Arema Malang dibesut pelatih berpengalaman, Benny Dolo.
Arema dibawanya merajai Divisi Satu (Liga 2) musim 2004 hingga menjuarai kompetisi sekaligus promosi ke Divisi Utama.
Putu bersama Firman Utina dkk saat itu juga membawa Arema meraih prestasi membanggakan dengan menjuarai Copa Indonesia 2 musim beruntun, 2005 dan 2006. Pada periode yang sama, Tim Singo Edan juga menembus babak 8 besar Liga Indonesia Divisi Utama.
Sementara itu, niatan untuk mengelola Stadion Gajayana, sudah disampaikan manajemen tim kepada pemilik stadion tersebut, yakni Pemkot Malang. Dari penawaran itu, pemkot mengaku masih akan mengkaji terlebih dahulu.
Wali Kota Malang Sutiaji menuturkan, sementara ini dia masih menerima informasi Arema FC hanya mengajukan sewa saja. Dan, keinginan tersebut sangat didukung oleh pihaknya.
”Nanti biaya renovasi itu akan dikompensasi dengan uang sewa,” tutur Sutiaji.
Atau jika diartikan, pengeluaran untuk renovasi stadion bakal menjadi uang pengganti sewa. Sehingga, manajemen Arema FC tak perlu lagi membayar biaya tambahan.
Ketika ditanya niat manajemen Arema FC mengelola Stadion Gajayana, orang nomor satu di Pemkot Malang itu belum bisa memberikan jawaban. Sebab stadion itu juga memiliki fungsi lain di luar sepak bola. ”Nanti akan kami telaah dulu,” tandas Sutiaji.
Sebelumnya, manajemen Arema FC sudah menyatakan niatan untuk kerja sama pengelolaan stadion. Mereka menyerahkan keputusan itu kepada Pemkot Malang. Fokus awal tim yakni renovasi.
General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi sudah mengestimasi bila proses renovasi itu bakal memakan waktu. Karena itu, mereka juga tengah menyiapkan opsi untuk berkandang di luar Malang terlebih dahulu. ”Mungkin empat sampai tujuh laga home pertama kami akan dimainkan di luar Malang,” kata dia.
Menurut estimasinya, renovasi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Apabila perbaikan dimulai akhir bulan ini, Arema FC baru bisa bermain di Malang pada akhir Agustus atau bulan September mendatang. (*/ Ra Indrata)