Malang Post – Diskoperindag Kota Batu perlu memperhatikan kondisi UMKM Kota Batu. Agar produk yang dihasilkan pelaku UMKM tak hanya begitu-begitu saja. Sehingga pangsa pasarnya bisa lebih luas dan perekonomian masyarakat bisa meningkat.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, dirinya sudah melihat langsung hasil UMKM Kota Batu di sentra UMKM Dusun Rejoso, Desa Junrejo. Hasilnya, dia mengungkapkan jika produk UMKM Kota Batu masih stagnan.
“Mereka sudah puluhan tahun jadi pelaku UMKM. Namun produknya masih stagnan. Karena belum ada sentuhan maksimal yang seharusnya diberikan OPD terkait kepada pelaku UMKM,” tegas Aries, Rabu, (22/2).
Seharusnya OPD terkait bisa memberikan sentuhan maksimal kepada pelaku UMKM tersebut. Tentang bagaimana meramu hasil UMKM jadi lebih baik lagi. Kemudian juga menjadikan lokasi tersebut sebagai sentra UMKM dan edukasi UMKM.
“Hal itu belum disentuh. Jadi mereka hanya mengerjakan itu-itu saja. Tak ada sentuhan kreativitas. Sehingga yang dihasilkan ya itu-itu saja dari tahun ke tahun,” tegasnya.
Dia memberi contoh, betapa indahnya hasil UMKM dari luar negeri atau di Bali. Dimana para pelaku UMKMnya sangat kreatif. Sehingga ketika ada orang beli, walaupun harganya mahal mereka tetap membeli. “Sedangkan hasil UMKM Kota Batu saat ini, sudah murah, tidak ada bentuk dan tidak laku pula. Sehingga perlu sentuhan dari OPD terkait untuk membangkitkan UMKM,” ungkapnya.
Agar sentra UMKM di tempat tersebut semakin menarik. Selain memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM. Aries juga mengusulkan di lokasi tersebut bisa dibuat gapura masuk secantik mungkin. Sehingga ketika ada orang masuk, mereka sudah merasakan suasana untuk berbelanja.
Untuk mengembangkan UMKM juga tidak melulu harus menjual prodak. Namun dengan mengajak wisatawan ke sentra UMKM, belajar membuat suatu kerajinan, hal tersebut juga dapat mengembangkan UMKM melalui sarana edukasi. “Bagaimana jika anak SD, SMP, SMA dibawa ke sentra UMKM itu. Bisa juga ketika ada yang studi banding ke Kota Batu, diajak ke sentra UMKM tersebut. Sehingga mereka tahu proses produksi UMKM Kota Batu,” tuturnya.
Dia menyayangkan, hingga saat ini skema tersebut belum ada. Sehingga ketika ada kunjungan kerja, mereka jangan langsung dibawa ke tempat jualannya. Namun dibawa ke lokasi produksinya terlebih dahulu.
Lebih lanjut, Aries mengungkapkan jika pelaku UMKM Kota Batu saat ini polanya masih menunggu pembeli datang. Sehingga pangsa pasar mereka masih menunggu. Belum siap dengan pangsa pasar yang lebih luas. Sebab itu, dirinya menginstruksikan kepada Badan Layanan Pengadaan (BLP) Kota Batu untuk terjun ke lapangan. Memasukkan hasil UMKM ke delam E-katalog dan toko daring.
“Datangi langsung mereka ke lokasi. Bawa software langsung ke lokasi, masukan data mereka ke E-katalog dan toko daring. Jadi jangan tunggu mereka yang datang. Tidak akan selesai-selesai kalau tidak ada pergerakan,” tegasnya.
Sebagai informasi, sentra UMKM Dusun Rejoso terdapat beberapa macam hasil UMKM. Mulai dari tas anyaman, kerajinan kayu, hasil olahan kripik dan berbagai UMKM lainnya. Aries menyarankan, agar prodak UMKM lebih menarik. Kemasan hasil UMKM harus dipercantik dan mengikuti tren saat ini. Sehingga dapat diterima ketika dipasarkan kepada pengunjung-pengunjung hotel.
“Dengan tampilan yang lebih menarik. Menjadikan produk dapat dijual lebih luas lagi,” katanya. Salah satu pelaku UMKM, Sukirno berharap, pemerintah bisa membantu para pelaku UMKM agar bisa lebih maju lagi. Sebab kejayaannya UMKM sempat tiarap dihantam pandemi Covid-19.
“Kami berharap kejayaan industri kerajinan bisa bangkit lagi usai pandemi. Tentunya dengan bantuan Pemkot Batu. Sehingga UMKM Kota Batu bisa semakin maju,” tandasnya. (Ananto Wibowo)