
Malang Post – Berlomba-lomba bersolek! Begitu sekiranya untuk menggambarkan aktivitas puluhan orang tua, laki-laki dan perempuan, di lingkungan SDN Kedungpedaringan 2 Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (18/2/2023) siang.
Sejak pagi, setidaknya lima ruang kelas di SDN ini, dipenuhi orang yang tampak sibuk bekerja, dengan alat kerja seadanya. Tak ketinggalan, puluhan anak kecil pelajar setempat, tampak asik bergurau di sela-sela kesibukan orang-orang tersebut.
Yang mereka lakukan adalah membersihkan, atau tepatnya mempercantik ruang kelas dan lingkungan sekolah. Setidaknya, mengecat ulang dinding bangunan yang mulai lusuh. Ada juga perbaikan di sana-sini, karena dinding sudah retak dan mengelupas.
Orang-orang tersebut tidak lain adalah orang tua atau wali siswa SDN setempat. Dalam paguyuban kelas masing-masing, pekerjaan mereka dibagi tiap ruang kelas. Kegiatan parenting yang dipenuhi semangat kebersamaan dan gotong royong. Berbekal iuran wali murid setidaknya Rp20 ribu per siswa, kerja bakti peremajaan wajah kelas ini harus dilakukan.
Tentu, ini swadaya yang tidak cukup untuk juga digunakan memperbaiki kerusakan yang ada. Akan tetapi, kegiatan bersama ini harus tetap dilakukan. Bahkan, saking semangatnya, tampak para ibu-ibu harus berjibaku, menaiki bangku kelas, untuk juga ikut membantu mengecat sebisanya.
Sungguh pemandangan pekerjaan yang tak biasa dilakukan para perempuan. Tak hanya ruang kelas, setiap sudut sekolah juga ruangan fasilitas lain seperti perpustakaan dan kantor guru juga kini tampak berwajah baru. Ada juga gambar mural dan aneka poster motivasi. Sekolah ini kini lebih bersih dan cantik tentunya.
Entah sebuah keterpaksaan atau tidak, bersih-bersih dan peremajaan lingkungan SDN ini, bukan tanpa alasan. Beberapa waktu mendatang, SDN ini harus menghadapi penilaian akreditasi sekolah. Banyak aspek penilaian, namun fisik atau wajah sekolah juga tak boleh diabaikan.
“Ya, tetap lanjut kegiatan persiapannya (peremajaan), namanya juga akan ada penilaian akreditasi. Uangnya (biaya), ya pinjam-pinjam dulu. Pekerjaannya dicicil, sampai selesai,” ungkap Kepala SDN Kedungpedaringan 2 Kepanjen, Rowi, Sabtu (18/2/2023).
Kerja bakti peremajaan dan perbaikan ruang kelas di SDN 2 ini, merupakan yang kedua kali dan akan tetap dilanjutkan selama beberapa waktu ke depan. Rencananya, kata Rowi, penilaian akreditasi sekolahnya sendiri diperkirakan masih akhir Maret 2023 mendatang. Dan, menurutnya, persiapan dengan melibatkan wali murid seperti ini akan terus dilakukan.
Meski berlokasi di wilayah perkotaan di Ibukota Kabupaten Malang, SDN Kedungpedaringan 2 Kepanjen sendiri boleh dibilang SDN kecil. Jumlah total siswanya hanya 99 anak. Selain ruang kelas, SDN ini dilengkapi satu ruang perpustakaan sekolah dan musala kecil.

Ada yang menarik di SDN Kedungpedaringan 2 ini. Satu ruang kelas dibiarkan terkunci, tidak dilakukan peremajaan. Belakangan, diketahui ternyata bagian atap ruang kelas ini mengalami rusak, kondisinya cukup mengkhawatirkan. Jika dipaksakan digunakan belajar anak, berisiko membahayakan karena atapnya rawan ambrol.
Satu ruang kelas ini bangunannya satu lokal dengan dua ruang kelas lainnya. Untuk alasan keamanan, hampir setahun terakhir, tiga kelas dalam satu lokal ini tidak digunakan untuk kegiatan pembelajaran sehari-hari. Alternatifnya, ruang kelas dipindah sementara, hanya menempati musala, ruang perpustakaan dan sisanya bekas gudang dan arsip sekolah setempat.
Seorang guru wali kelas mengakui, ketiga ruang kelas yang dikhawatirkan rawan ambrol ini tidak ditempati sementara untuk belajar anak-anak. “Nanti pada saat ada tim penilaian akreditasi akan ditempati sehari itu saja. Makannya, tetap dibersihkan dan diperbaiki ruangannya,” terangnya. (Choirul Amien – Ra Indrata)