Jakarta – Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling diminati di Indonesia. Bagi pemiliknya, kucing bisa menjadi teman dikala sepi. Tubuhnya yang mungil, karakter yang manja, dan tingkah lucu kucing yang sering mengundang gelak tawa menjadi alasan banyak orang memutuskan untuk memelihara hewan karnivora ini.
Saking sayangnya dengan dengan hewan berkaki empat ini, biasanya kucing-kucing peliharaan selalu menempel dengan pemiliknya. Bahkan terkadang kucing mendapat tempat yang sama dengan pemiliknya. Namun dibalik manisnya hubungan kucing dengan empunya, ada bahaya yang mengintai anda. Ada beberapa jenis penyakit kulit yang bersifat zoonosis alias bisa menular dari hewan ke manusia, seprti yang dikutip dari Halodoc. com. Berikut ini beberapa di antaranya:
Ringworm
Jamur kulit atau ringworm merupakan jenis penyakit kulit yang bisa juga terjadi pada kucing. Penyakit ini terjadi karena infeksi jamur, berkembang secara perlahan dengan memakan sel kulit mati, hingga akhirnya menyebar ke bagian tubuh hewan.
Penyakit jamur kulit ini bisa menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Penularan akan lebih mudah jika anda sering tidur bersama dengan kucing peliharaan. Selain itu, barang-barang yang disentuh oleh hewan peliharaan juga bisa menyebarkan infeksi jamur ini.
Jika anda mendapati adanya lesi, misalnya cincin pada kucing, adanya tekstur bersisik dan seperti ketombe pada bulu kucing, bercak melingkar dan menebal disertai dengan rambut rontok, bercak merah dan berkerak, segera tanyakan penanganannya langsung pada dokter hewan
Scabies
Penyakit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei ini sangat sering terjadi pada kucing. Notoedric mange atau Notredes cats kadang juga disebut dengan feline scabies, karena penyakit ini mirip dengan scabies yang terjadi pada anjing.
Tungau ini akan bersembunyi di lapisan luar kulit, membentuk terowongan dan memakan sel hidup serta cairan jaringan kulit. Kondisi ini menimbulkan kerak atau krusta pada bagian kulit yang terinfeksi.
Gejala biasanya muncul sekitar satu minggu setelah paparan terjadi. Gejala khas pada scabies adalah adanya kerak (crust) berwarna putih, kekuningan sampai abu-abu dimana kulit menjadi menebal. Penyakit ini bisa menyebabkan kucing menjadi gelisah, mengalami gatal yang hebat, dan menggaruk dengan agresif.
Apabila menemui gejala seperti ini, sebaiknya anda menghindari sentuhan dengan kucing. Kucing yang terserang scabies, bisa mengakibatkan munculnya ruam berupa benjolan kemerahan yang mirip dengan gigitan nyamuk. Meski sebagian besar scabies yang menyerang manusia bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi tetap saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Flea Bites Dermatitis
Flea bites dermatitis mengacu pada alergi terhadap protein dan antigen tertentu yang ada pada air liur kutu yang menggigit hewan peliharaan. Sebenarnya, kucing normal hanya mengalami iritasi kulit ringan sebagai respons terhadap gigitan kutu. Namun, pada kucing yang mengalami alergi air liur kutu, reaksinya bisa sangat berbeda. Kucing dengan gangguan kesehatan ini akan mengalami rasa gatal yang hebat dan akan menggaruk, menggigiti, atau menjilat area yang terinfeksi tanpa henti. Apabila menular pada manusia, efek yang diberikan pada kulit adalah adanya ruam, gatal dan kemerahan.
Memiliki hubungan yang dekat dengan hewan peliharaan tentunya adalah hal wajar. Namun jangan sampai anda tertular penyakit yang bisa membuat anda tidak nyaman. Merawat hewan peliharaan secara rutin, dan melakukan pemeriksaan berkala ke dokter hewan, adalah hal penting yang harus anda lakukan. (hlc/anw)