Malang Post – Peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (01/10/2022) malam, mengakibatkan ratusan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Baik ringan maupun berat.
Salah satu yang selamat dalam kejadian tersebut, adalah Moch. Alib Annafi. Meski dia sempat terluka. Dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Siswa kelas X SMKN 2 Kota Malang itu, kepada Malang Post bertutur, dia bersama lima kawannya, melihat derbi Jatim di gate 12 Stadion Kanjuruhan. Berangkat dari Malang pukul 17.30 WIB dan sampai lokasi setelah Magrib.
Setelah maghrib “Suasana Kanjuruan sudah full, Mas. Wong saya saja bersama teman-teman tidak dapat tempat. Melihatnya berdiri di sentelban,” urainya.
Awal proses kerusuhan itu terjadi, cerita Alib, di penghujung waktu pertandingan tersebut, beberapa Aremania merasa kecewa berat atas kekalahan yang terjadi atas Persebaya Surabaya.
Beberapa suporter ada yang turun ke lapangan, yang tidak tau asalnya dari mana. Untuk mengutarakan protesnya ke para pemain dan manajemen Aremania. Tentu hal tersebut kemudian diikuti oleh Aremania lainya.
Beberapa dari mereka, masih cerita Alib, juga melempari dengan benda-benda tumpul, untuk pelampiasan kekecewaan. Sehingga terjadi chaos dengan polisi yang menjaga, ada yang bawa pentungan dan anjing K-9.
“Sampai akhirnya para polisi tersebut mengeluarkan gas air mata. Apalagi ada beberapa tembakan gas air mata yang arahnya ke tribun penonton. Semua panik. Orang-orang berlari-larian untuk menyelamatkan diri.”
“Termasuk saya. Gas air mata tersebut di hirup bikin batuk. Saya sampai sesak nafas, ingusan dan keluar air mata. Saya paksa aja keluar dengan berdesak desakan, karena semua panik ingin mencari jalan keluar,” tegas Alib.
Tidak hanya itu, korban juga melihat banyak yang terinjak injak di pintu keluar tersebut. Ada wanita, anak-anak sampai dengan orang dewasa. Masih ditambah dengan asap yang terkena wajahnya, membuat mual dan muntah.
“Banyak yang muntah. Orang-orang teriak.
Alhamdulillah saya selamat. Akan tetapi masih lemas dan istirahat sampai dengan pukul 03.30, saya di jemput oleh keluarga saya,” tutupnya.
Namun Alib beruntung. Termasuk lima temannya yang lain. Mereka selamat semua. Meski ada yang patah tulang dan keleo, karena salah tumpuan saat lari dan melompat.
Tetapi di sekolahnya, konon ada tiga siswa yang meninggal dunia, dalam tragedi yang sampai berita ini ditulis, mencapai 187 orang.
Akan tetapi alib juga menuturkan bahwasanya di sekolahnya juga terdapat 3 korban jiwa atas kejadian tersebut. (M Abd Rahman Rozzi)