Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, yang telah ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan ad interim memuju sosok Edhy Prabowo yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Luhut, Edhy sebenarnya adalah sosok yang baik. Meski begitu, Luhut menyayangkan kasus korupsi yang menjerat mantan menteri KKP itu.
“Yang sudah kejadian, kita menyayangkan peristiwa itu. Saya tahu Pak Edhy itu sebenarnya orang baik,” kata Luhut usai menggelar rapat dengan Eselon I di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (27/11).
Luhut juga senang dengan keputusan Edhy yang memilih mundur dari jabatannya dan mengikuti proses hukum yang berlangsung di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), setelah tindak pidana korupsi izin ekspor benur yang dilakukannya terciduk KPK.
“Saya senang beliau langsung ambil alih tanggung jawab dan sebagai seorang kesatria. Dan kita harus hormati juga hal-hal semacam itu,” kata Luhut.
Terkait pengganti Edhy, Luhut menegaskan penunjukan dan pengangkatan menteri adalah hak prerogatif presiden.
“Tanya presiden. (Kandidat) Mana saya tahu kalau itu, kau tanya yang punya pekerjaan. Soal jabatan ini saya juga nggak mau lama-lama, pekerjaan saya banyak kok,” ungkap Luhut.
KPK telah menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka bersama enam orang lainnya dalam dugaan korupsi izin ekspor benih lobster. Enam tersangka lainnya ialah stafsus Menteri KP, Safri dan Andreau Pribadi Misata; Pengurus PT Aero Citra Kargo, Siswadi; staf istri Menteri KP, Ainul Faqih; Amiril Mukminin; dan Direktur PT Dua Putra Perkasa, Suharjito. Ia diduga menerima uang Rp9,8 miliar dan US$100 ribu. Ia menggunakan uang tersebut untuk belanja beberapa barang mewah di Honolulu, Hawai, Amerika Serikat.