Malang Post – Jembatan Tunggulmas yang beroperasi sejak Kamis (24/2/2022) lalu, hingga saat ini dinilai belum bisa mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
Hal itu berimbas pada penutupan total jembatan penghubung kawasan Tunggulwulung dan Tlogomas, sejak Kamis (21/4) kemarin hingga operasi ketupat usai.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Malang, Ahmad Wanedi mengatakan, secara prinsip Pemerintah Kota (Pemkot) Malang membangun jembatan Tunggulmas, tentunya memiliki tujuan untuk mengurai penumpukan kendaraan, mengurai kemacetan hingga meningkatkan mobilisasi kendaraan.
Namun, hingga saat ini pihaknya melihat jembatan tersebut belum berhasil mengurai kemacetan. Justru menambah titik kemacetan. Karena dari kawasan Tlogomas masuk ke jembatan sering kali terjadi kemacetan yang disebabkan oleh pengendara yang putar balik.
“Cuman sayang, sampai saat ini tujuan jembatan untuk mengurai kemacetan ternyata belum berhasil, tapi malah menimbulkan kemacetan. Entah itu disebabkan karena perencanannya kurang matang atau entah sudah direncanakan dengan matang, tapi dilapangan terkendala,” ujarnya.
Wanedi pun mengaku, sampai saat ini belum mengetahui alasan pasti penutupan total jembatan itu, karena untuk mengantisipasi kemacetan atau kecelakaan di kawasan tersebut. Sebab, berdasarkan informasi yang didapat saat malam hari rawan terjadi kecelakaan.
“Nah beberapa waktu lalu, kita bersama dengan Dishub Kota Malang sempat hearing. Saat itu Dishub Kota Malang menyampaikan akan dicoba satu arah. Nah kita belum tahu ditutup itu karena akan dicoba satu arah atau pantauan lain,” kata Wanedi.
Menurutnya, untuk mengatasi kemacetan di kawasan tersebut, perlu adanya pembebasan beberapa lahan guna memperlebar jalur keluar masuk jembatan. Yang dibangun dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp139 miliar itu.
“Sehingga diupayakan ada pembebasan lahan. Tapi kendalanya sudah ada komunikasi atau belum terkait hal itu. Mestinya sejak awal sudah ada komunikasi, bahwa ada beberapa lahan, rumah atau tanah yang akan dilakukan pembebasan,” tandasnya (Ra Indrata)