Malang Post – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Dr. Ahmad Basarah, S.H., M.H. membuka kegiatan Bimtek. Bertema: ‘Transformasi Digital Industri Parekraf Dalam Memulihkan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19’. Kerjasama antara DPR RI dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Sebagai seorang Legislator dari Dapil Malang Raya, Basarah mengaku memiliki kewajiban, untuk merespon dan merealisasikan segala pendapat, keluhan, dan aspirasi masyarakat. Terutama yang berkaitan dengan tupoksinya di Komisi X DPR RI.
“Kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta pelaku ekonomi kreatif, yang tentunya dalam masa pandemi Covid-19 pasti terdampak. Sehingga dengan adanya bimtek ini, bertujuan untuk membangkitkan ekonomi seperti sedia kala,” jelas Ahmad Basarah dalam sambutannya, Minggu (17/4/2022).
Terlebih selama masa pandemi Covid-19, dia mengaku mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat. Terkait penurunan pendapatan dari para pelaku usaha pariwisata. Berbagai sektor yang dimaksud seperti UMKM, Hotel, Restoran, maupun retail mengalami penurunan pendapatan.
Data menunjukan, kumulatif kunjungan wisatawan ke wilayah Malang Raya, sebelum terjadinya pandemi sebanyak 20,4 juta Wisatawan per tahun 2019. Sedangkan memasuki awal pandemi di tahun 2020, angka kunjungan wisatawan mengalami penurunan drastis sebanyak 5,2 juta.
“Artinya terdapat penurunan wisatawan yang sangat drastis, sehingga berdampak pada daya beli wisatawan terhadap produk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Akibatnya tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pendapatan,” urainya.
Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut memaparkan, ditengah kondisi Pandemi Covid-19, pelaku usaha diwajibkan melakukan berbagai inovasi dan adaptasi terkait penggunaan media sosial. Setidaknya terdapat tiga faktor utama yang mewajibkan pelaku usaha UMKM beradaptasi dengan teknologi digital.
Pertama terkait potensi ekonomi digital melalui transaksi E-Commerce, kedua adalah perkembangan teknologi informasi yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat, ketiga perubahan kecenderungan masyarakat bertransaksi melalui internet.
“Dari ketiga faktor tersebut, transformasi digital merupakan opsi yang harus dipertimbangkan untuk meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Bermacam perusahaan E-Commerce baik dari dalam maupun luar negeri mulai tumbuh dan meramaikan persaingan di pasar Indonesia,” jelas Basarah.
“Pengetahuan dalam hal digitalisasi harus segera ditransformasikan kepada pelaku usaha UMKM. Dari sisi pelaku usaha UMKM, juga harus segera merespon dan beradaptasi dengan teknologi yang ada hari ini,” sambungnya.
Sehingga potensi teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini terus berkembang, dapat dimanfaatkan dan ditangkap secara baik oleh pelaku usaha. Dengan harapan optimalisasi perkembangan teknologi informasi ini dapat menggerakan kembali ekonomi nasional terkhusus di sektor pariwisata.
Disamping pentingnya para pelaku usaha UMKM untuk bisa menjaga mutu dan kualitas produk. “Sehingga memperluas jaringan pasar dan komunikasi dengan pelanggan,” tutur Basarah. (Ra Indrata)