Malang Post – Pasca terpilihnya Ketua PMI Kota Malang, periode 2022 – 2027, Drs. Imam Buchori, M.Si. Yang terpilih secara aklamasi di musyawarah kota (muskot), di Markas PMI setempat, Rabu (23/03/2022) lalu. Ternyata memunculkan cerita-cerita minor.
Baik di internal PMI, maupun di luarnya. Bahkan muncul info, adanya rekayasa kemenangan, guna meloloskan calonnya bisa memenangkan.
Cerita itu diungkapkan seorang narasumber, yang tidak mau disebut nama. Namun bisa dipercaya dan dinilai valid. Sekaligus menjadi saksi dalam proses pemilihan tersebut. Di antaranya, kepengurusan PMI 2017-2022, diisi orang parpol.
“Berikutnya, ada pengurus yang melibatkan keluarganya, turut beraktifitas di PMI (nepotisme). Hal lainnya, terkait tata tertib saat proses penjaringan. Sudah ditetapkan tapi dianulir,” ungkap narasumber ini, Kamis (24/03/2022).
Mereka berdalih, proses penjaringan tidak bisa langsung dilakukan penghitungan. Karena tidak sesuai aturan AD/ART. Demikian halnya, pendukung Imam Buchori, mendatangi PMI Provinsi.
“Guna permintaan fatwa. Karena Muskot PMI Kota Malang, mengalami deadlock. Disisi lain, AD/ART PMI dinilai multi tafsir. Belum lagi, adanya janji politik kepada perwakilan kecamatan. Iming-iming jabatan di PMI Kota Malang,” bebernya.
Manuver politik terselubung tersebut, sepertinya sudah direkayasa sedemikian rupa. Sosok one man one show, diduga kuat berada dibalik semuanya. Namun demikian, itu masih butuh pembuktian.
“Tapi saya pribadi berkeyakinan, sosok tersebut ikut terlibat di dalamnya. Hanya saja, untuk bisa membuktikannya, tentunya sulit terungkap kalau orang awam. Karena semuanya saling mendukung dan tutup mulut,” ujarnya.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, selaku Pelindung PMI Kota Malang, ketika dikonfirmasi ulang perihal PMI menegaskan, dugaan adanya keterlibatan dukung mendukung calon tertentu, adalah hoax.
“Itu info dari siapa? Biar tidak jadi fitnah, tolong diberitahu siapa orangnya. Biar saya telepon langsung. Hidup hanya sesaat dan PMI tidak pernah ada laporan. Disamping itu, menjadi otoritas pengurus, sehingga saya tidak pernah campur tangan,” tegas Sutiaji, Kamis (24/03/2022).
Demikian pula, perihal intervensi internal PMI pada proses pemilihan ketua baru, pihaknya tidak mau terjebak dan tidak pernah intervensi. “Biarkan mereka menjalankan otoritasnya sendiri,” jelas dia.
Terpisah, Sekretaris PMI Kota Malang, Tris Surya Hadi menyampaikan, kewenangan Pelindung di PMI secara keseluruhan. “Kami (pengurus) melaporkan kepada Pelindung, sesuai dengan AD/ART. Baik buruknya PMI, kita harus melaporkan ke Pelindung,” terang Tris Surya.
Disinggung soal orang parpol mengisi di kepengurusan PMI Kota Malang, Tris Surya membenarkan jika di kepengurusan sebelumnya memang ada.
“Arif Darmawan (alm, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Malang), memang menjabat Wakil Ketua sekitar 2020 lalu. Sepeninggal beliau, digantikan pak Fajar,” katanya.
Disoal keterlibatan anggota keluarga dari pengurus PMI, sebagai pegawai Tris menukaskan, kalau hal itu berpegangan pada pernyataan Ketua PMI sebelumnya. Yakni (alm) Bambang Priyo Utomo.
“Sewaktu proses rekrutmen, almarhum menyatakan, keluarga pengurus diutamakan. Agar bisa bergabung menjadi pegawai di PMI. Karena dinilai memiliki jiwa sosial kemanusiaan tinggi,” paparnya.
Tris menandaskan, karena ini pertanyaannya bersifat umum kelembagaan, dia masih mau memberikan informasi. Akan tetapi, jika pertanyaannya menyangkut hal pribadi dan keluarga, dia menolak.
“Selama belum dipertemukan dengan pemberi info, saya tidak akan menjawabnya. Karena hal itu dapat dianggap pembunuhan karakter seseorang,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)
1 thought on “Banyak Cerita Dibalik Pemilihan Ketua PMI Kota Malang”