Malang Post – Setelah merilis lagu berjudul Ampunkanku Ya Rabbi, kini Band Kapox dari Lapas Perempuan Kelas IIA Malang meluncurkan video klipnya. Sebagai insiator, Univerisitas Muhammadiyah Malang (UMM) berkolaborasi bersama Lapas, membuat video klip tersebut.
Launching video klip dilangsungkan Kamis (9/12/2021) kemarin dalam sebuah acara Mengenang Sang Guru Bangsa Malik Fadjar.
Rino Anugrawan, S.Ikom selaku director menjelaskan, dalam video klip itu menampilkan seorang perempuan yang matanya tertutup. Hal itu sebagai gambaran akan berbagai kesalahan dan dosa yang berujung kehidupan di dalam bui penjara.
Menariknya, video klip ini juga sesuai dengan karya buku garapan para warga binaan lapas yang berjudul ‘Titik Nadir Penantian’.
“Setelah itu, adapula scene yang memperlihatkan seorang perempuan membuka tutup mata. Menurutnya, hal itu memiliki arti bahwa narapidana tersadar atas kesalahan yang diperbuatnya. Kemudian berusaha bertobat, memperbaiki diri serta senantiasa berbuat baik,” tambahnya.
Rino, panggilan akrabnya juga mengatakan ada beberapa shot yang menggambarkan kondisi lapas yang mendorong warga binaannya untuk berkarya.
Meskipun mereka masih berada di dalam lembaga pemasyarakatan. Pengambilan gambar itu juga berupaya membenarkan stigma masyarakat yang menganggap bahwa pihak lapas menyiksa dan tidak memanusiakan tahanan.
“Padahal dalam kenyataannya pihak lapas malah memberikan pelatihan keterampilan, mendorong untuk berkarya dan memberdayakan warga binaan dengan baik. Maka, video klip ini juga hadir sebagai upaya memupuskan anggapan bahwa lembaga pemasyarakatan penuh dengan kekerasan,” ungkap Rino.
Adapun proses syuting video klip berlangsung selama dua hari pada bulan Juni lalu. Meski sempat ada perubahan konsep video dan terbatasnya alat, namun tim UMM dan Lapas perempuan mampu melakukannya dengan baik. Bahkan, ada beberapa aspek musik yang harus diaransemen ulang. Rino bersyukur, semua usaha yang dilakukan terbayar dengan tuntas berkat video klip yang dihasilkan.
Kepala Urusan Cipta Visual Biro Informasi dan Komunikasi (Infokom) ini kembali mengatakan bahwa tidak ada kendala yang mengganggu. Apalagi dengan bantuan dari pihak lapas yang memebrikan kemudahan dari segi fasilitas. Para warga binaan dan band juga kooperatif dan bisa diajak bekerja sama.
“Meski memang ada beberapa shot yang tidak bisa diambil karena adnaya perarturan, tapi saya puas dengan hasil yang bisa kami capai. Kami berharap, dengan adanya karya musik beserta video klip ini para warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang bisa melupakan masa kelamnya dan menapaki jalan kebenaran di masa depan,” pungkas Rino. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)