Malang Post — Tingkat potensi bencana yang dimiliki Indonesia cukup tinggi. Melihat hal itu, Laboratorium Psikologi Terapan (LPT) Psikososial Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan pelatihan dasar psikososial untuk mahasiswa. Agenda tersebut dilaksanakan pada Sabtu (27/11/2021). Bertempat di Aula BAU UMM dengan format bauran daring dan luring.
Dalam keterangannya, perwakilan LPT Psikososial UMM– Alifah Nabilah Masturah, M.A., menyampaikan tujuan dari pelatihan ini. Diantaranya untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mahasiswa Fakultas Psikologi mengenai kesiapsiagaan bencana dan layanan dukungan psikososial untuk penyintas. Hal itu tidak lepas dari potensi bencana Indonesia yang cukup tinggi.
“Kami ingin agar para peserta bisa menyerap banyak wawasan dan pengetahuan baru. Sehingga sudah siap ketika diminta menjadi bagian dari dukungan psikososial. Kami juga berharap agar pelatihan ini bisa menumbuhkan semangat siap, tanggap, dan tangguh bencana,” jelas Alifah.
Pada agenda tersebut, ada enam materi yang disampaikan kepada para peserta. Mereka dibekali materi terkait self-care dan kode etik relawan serta kesehatan mental dan layanan dukungan psikososial.
Selain itu adapula dasar-dasar asesmen, teori dan praktek dukungan psikologis awal serta teknik pelaporan. Terakhir, para peserta juga dibekali dengan pemahaman mengenai teknik fasilitasi.
Adib Asrori, M.Psi selaku pemateri berpesan bahwa sebelum membantu orang lain, hal pertama yang perlu disadari adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis diri sendiri.
Maka, menurutnya para peserta harus sudah menyiapkan diri fisik dan mental, sehingga bsia memberikan manfaat maksimal kepada orang lain.
“Be mindfull and take care of yourself first. Setelah itu baru teman-teman bisa memberikan bantuan ke sesama,” tuturnya menjelaskan.
Sementara itu, pemateri lain Muhammad Fath Mashuri, M.A menjelaskan mengenai dasar-dasar asesmen. Tahap ini akan menjadi dasar untuk pendampingan psikologis penyintas lebih lanjut.
Fath, panggilan akrabnya juga menuturkan ada beragam metode dan instrumen dalam melakukan asesmen dalam situasi bencana. Salah satu instrumen yang bisa digunakan adalah orientasi komunal masyarakat setempat.
Jenis ini mengungkap kapasitas masyarakat setempat untuk saling membantu dan menjaga di masa krisis pasca bencana.
Sementara itu, salah satu peserta, Baiq Santi Ayu Safitri merasa senang bisa mengikuti pelatihan dasar psikososial ini hingga akhir. Banyak manfaat yang bisa ia serap, mulai dari menjadi relawan yang baik hingga teknik-teknik psychological first aid.
“Apalagi para pemateri yang dihadirkan adalah mereka yang sudah berpengelaman terjun langsung dalam situasi bencana serta komunikatif sehingga membuat kami nyaman dalam mengikuti pelatihan,” ungkapnya menjelaskan. (yan)