Malang – Setengah abad atau era 1970-2020, keikutsertaan klub-klub asal Indonesia pada level tertinggi kejuaraan antar klub Asia, baik ketika masih bernama Asian Club Championship maupun AFC Champions League, tercatat baru tiga klub yang mampu menorehkan prestasi terbaik. Masing-masing PSMS Medan pada tahun 1970, Krama Yudha Tiga Berlian 1985/1986 dan Pelita Jaya di 1990/1991. Seluruhnya ketika even masih bertitel Asian Club Championship.
PSMS menjadi wakil pertama Indonesia, pada Asian Club Championship 1970 di Tehran Iran. Pulang membawa predikat juara keempat. Diperkuat pemain-pemain muda. Seperti Ronny Pasla (kiper), Tumpak Sihite dan Ipong Silalahi, PSMS sebagai runner up Grup B, lolos ke semifinal menghadapi Taj Tehran (Iran) dan kalah 0-2 (07/04/1970). Pada final perebutan posisi ketiga dan keempat, tim Ayam Kinantan kalah tipis 0-1 melawan klub asal Lebanon, Homenetmen (09/04/197).
Krama Yudha Tiga Berlian dalam Asian Club Championship 1985/1986 di Jeddah, Arab Saudi, meraih juara ketiga. Menjadi catatan terbaik sepanjang sejarah 50 tahun kiprah wakil-wakil Indonesia.
Usai takluk 0-3 di tangan Daewoo Royal, wakil Korea Selatan (26/01/1985) di babak semifinal, namun mampu meraih juara ketiga, menyusul kemenangan 1-0 atas tim tuan rumah Al-Ittihad (28/01/1985). Gol tunggal dalam perebutan posisi ketiga, dicetak lewat solo run Zulkarnain Lubis menit 17.
Pelita Jaya juga mencatat hasil lumayan. Peringkat keempat di Dhaka Bangladesh pada Asian Club Championship 1990/1991. Setelah terhenti pada babak semifinal 0-2 di tangan wakil Iran, Esteghlal, (27/07/1991). Namun mampu tumbangkan April 25 dari Korea Utara 7-6 (2-2) dalam drama adu penalti (29/07/1991).
‘’Waktu era saya dulu bersama Arema Malang, evennya masih bernama Asian Club Championship dan kalau sekarang AFC Champions League. Dulu peta kekuatan klub-klub di Asia, masih sebatas Indonesia, Iran, Jepang, Korea Selatan, China dan Thailand,’’ kenang Kuncoro, mantan bek kanan Arema era 1991-1996 dan 2001.
‘’Tapi memasuki era 2000-an, kekuatan relatif merata di hampir negara Asia. Walaupun Iran, Jepang dan Korea Selatan, masih paling mendominasi. Saat Asian Club Championship 1993/1994, saya bersama Arema lengkap empat kali main penuh dan mencetak satu gol di Stadion Gajayana, Malang. Mengalahkan Quang Nam Vietnam 2-1,’’ tambahnya.
Sepanjang Asian Club Championship (1970-2002) dan AFC Champions League 2003-2020), tercatat 17 klub di Tanah Air pernah ikut serta. Diawali PSMS Medan (1970, 2009), Krama Yudha Tiga Berlian (1985/1986, 1986, 1987), Niac Mitra (1988/1989), Pelita Jaya (1989/1990, 1990/1991, 1991, 1994/1995), Arseto Solo (1992/1993) dan Arema Malang/Arema FC (1993/1994, 2007, 2011).
Disusul Persib Bandung (1995, 2015), PSM Makassar (1996/1997, 2000/2001, 2004, 2005), Persebaya Surabaya (1997/1998, 2005), PSIS Semarang (1999/2000), Petrokimia Putra (2002/2003, Persita Tangerang (2002/2003) dan Persija Jakarta (2001/2002, 2019). Berlanjut ke Persik Kediri (2004, 2007), Sriwijaya FC (2009, 2010, 2011), Persipura Jayapura (2010, 2012) dan saat ini Bali United (2019, 2020).
Statistik mencatat total 137 laga yang dijalani 17 klub wakil Indonesia dalam 50 tahun. Rekornya 38 kemenangan, seri 18 kali dan menelan kekalahan 81 kali. Serta selisih 163-313 atau minus 150 gol.
Dua kemenangan terbesar dicatat Krama Yudha Tiga Berlian (22/12/1984) saat melumat Brunei ADP FC 7-0 dan menggulingkan TiongBahru CSC (Singapura) 5-0 tanggal 20 Desember 1984.
‘’Sayang masuk tahun 2020 ini, wakil Indonesia tak lagi memiliki jatah atau kuota untuk tampil di even paling bergengsi AFC Champions League. Ranking kualitas kompetisi Liga 1 merosot tajam di level Asia. Bahkan kalah dengan beberapa negara ASEAN lainnya. Thailand, Malaysia, Vietnam, bahkan Myanmar dan Filipina,’’ timpal kiper veteran Arema Malang pada Asian Club Championship 1993/1994, Nanang Hidayat.
Dua kekalahan terbesar wakil Indonesia, masing-masing dialami Persik Kediri (11/05/2004) saat dipermak Seongnam Ilhwa Chunma 0-15 di Korea Selatan, pada penyisihan Grup G AFC Champions League 2004. Kemudian Persipura Jayapura dilindas wakil China, Changchun Yatai 0-9 (09/03/2010) pada penyisihan AFC Champions League 2010 Grup F.
Dalam hitungan total main terbanyak, PSM Makassar teratas dengan 21 kali main. Mencatat tujuh kali menang, seri dua kali dan kalah 12 kali. Meski selisih gol mengenaskan, 21-46.
Posisi kedua Arema Malang (Arema FC) 16 kali bermain dan mencatat tiga kemenangan, tiga seri, 10 kali kalah dan selisih gol juga minus 10-38.
Krama Yudha Tiga Berlian, ada di peringkat ketiga. 15 kali main dengan delapan kemenangan, tiga seri, empat kali kalah dan satu-satunya yang mencatat surplus gol 28-10. (act/rdt)
Statistik 17 Klub Indonesia
Laga : 137
Durasi : 12.480 menit
Menang : 38
Seri : 18
Kalah : 81
Gol : 163
Kebobolan : 313 gol
Minus : 150 gol
Lima Tim Terbanyak Tampil
1. PSM Makassar 21 7 2 12 31-46
2. Arema FC 16 3 3 10 10-38
3. Krama Yudha Tiga Berlian 15 8 3 4 28-10
4. Pelita Jaya 12 3 2 7 17-19
5. Persik Kediri 12 3 2 7 11-43
Dua kemenangan terbesar :
22/12/1984 Krama Yudha Tiga Berlian 7–0 Brunei ADP FC
20/12/1984 Krama Yudha Tiga Berlian 5–0 TiongBahru CSC
Dua kekalahan terbesar :
11/05/2004 Seongnam Ilhwa Chunma vs Persik Kediri 15-0
09/03/2010 Changchun Yatai vs Persipura Jayapura 9-0
Total musim terbanyak :
1. Pelita Jaya (1989/1990, 1990/1991, 1991, 1994/1995)
2. Krama Yudha Tiga Berlian (1985/1986, 1986, 1987)
3. PSM Makassar (1996/1997, 2000/2001, 2004, 2005)
4. Arema Malang (1993/1994, 2007, 2011)
5. Sriwijaya FC (2009, 2010, 2011)
6. Persija Jakarta (2001/2002, 2019)
7. Persebaya Surabaya (1997/1998, 2005)
8. PSMS Medan (1970, 2009)
9. Persib Bandung (1995, 2015)
10. Persik Kediri (2004, 2007)
11. Persipura Jayapura (2010, 2012)
12. Bali United (2019, 2020)
13. PSIS Semarang (1999/2000)
14. Niac Mitra (1988/1989)
15. Arseto Solo (1992/1993)
16. Petrokimia Putra (2002/2003
17. Persita Tangerang (2002/2003)