
Malang Post — Banjir bandang yang melanda delapan desa di Kota Batu, Kamis (4/11/2021) nampaknya turut berdampak pada sektor pariwisata Kota Batu. Akibat bencana itu, kebangkitan ekonomi dari sektor tersebut harus kembali terhambat.
Nampak kondisi lalu lintas di kota wisata itu, Minggu (7/11/2021) tak sepadat akhir pekan biasanya. Jumlah kunjungan wisata turun hingga 50 persen dibandingkan dengan akhir pekan lalu. Turunnya jumlah kunjungan itu dimungkinkan karena wisatawan merasa was-was datang ke Kota Batu.
Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi mengungkapkan, jumlah wisatawan yang datang pada akhir pekan ini turun hingga 50 persen. Hal itu dimungkinkan karena situasi dan kondisi Kota Batu sedang terkena musibah bencana alam berupa banjir bandang.
“Jumlah wisatawan menurun tajam. Mungkin karena kondisi Kota Batu sedang seperti ini. Namun kami tetap bersyukur, jalur menuju tempat wisata dan kondisi tempat wisata tetap aman,” ujar Sujud.
Untuk menjamin keselamatan wisatawan. Pihaknya telah menyiapkan berbagai hal penunjang sesuai dengan standar keamanan. Mulai dari titik kumpul, jalur evakuasi, ketersediaan tabung pemadam kebakaran dan lain sebagainya.
“Selain itu, untuk keselamatan dalam hal kesehatan kami telah menerapkan aplikasi PeduliLindungi. Serta menyiapkan standar protokol kesehatan lainnya,” katanya.
Kapala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Sidiq mengatakan, kondisi destinasi wisata di Kota Batu tak ada yang terdampak banjir bandang dan semuanya dalam kondisi aman. Terutama pada destinasi wisata buatan hingga hotel-hotel di Kota Batu.
“Kondisi wisata aman dan dalam kondisi baik. Jalur-jalur menuju tempat wisata di Kota Batu juga tidak ada yang terkendala. Sehingga kami menghimbau kepada wisatawan tak perlu takut berlibur ke Kota Batu,” harapnya.
Akibat banjir bandang itu, dia menyebutkan, ada beberapa destinasi wisata berbasis desa yang terdampak dan mengalami kerusakan. Namun jumlahnya tak banyak. Pihaknya akan langsung melakukan inventarisir guna melakukan pembenahan. Dia menghimbau meski kondisi wisata di Kota Batu aman namun tetap harus waspada. Terutama saat curah hujan tinggi.
“Destinasi wisata berbasis desa yang rusak hanya satu dua titik saja. Kami akan langsung melalukan inventarisir untuk mengetahui pembenahan apa yang perlu dilakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief mengakui, setelah adanya bencana banjir bandang itu, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Batu mengalami penurunan. “Wisatawan tak perlu takut datang ke Kota Batu. Karena kondisinya aman dan juga akses transportasinya tidak ada kendala,” katanya.
Sementara itu, Komandan Satgas Tanggap Darurat, Punjul Santoso mengatakan, di hari ke empat pasca bencana pihaknya telah membuat 13 klaster. Klaster-klaster itu adalah klaster kesehatan, pendataan dan lainnya. Lalu untuk pencarian korban hilang saat ini sudah ditutup. Ini karena semua korban hilang sudah ditemukan.
“Untuk tim SAR sudah kami tarik dalam proses pencarian korban. Sedangkan saat ini, tengah berjalan pembersihan material yang dilakukan oleh TNI/Polri, BPBD dan petugas gabungan lainnya. Pembersihan itu bertujuan agar arus lalu lintas kembali normal sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar,” tandasnya. (yan)