Malang Post – Kebutuhan air bersih di tempat relokasi pedagang pasar besar Kota Batu di kawasan Stadion Brantas harus benar-benar diperhatikan oleh Pemkot Batu melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu.
Berdasar data yang dihimpun dari PDAM Among Tirto Kota Batu, kondisi pipa PDAM di kawasan relokasi ukurannya kecil sedangkan untuk tingkat elevansi di kawasan tersebut sangat tinggi. Sehingga dengan adanya pertambahan pelayanan kepada 3000 pedagang PDAM Among Tirto tak mampu melayani.
Dengan adanya masalah tersebut, Direktur Perumdam Among Tirto, Edy Sunaedi memberikan tiga opsi penyaluran air untuk pedagang. Pertama melakukan pengisian tandon di dekat relokasi, ke dua pemasangan pipa baru yang berasal dari Sumber Banyuning, lalu menggunakan alat pompa.
“Kami rasa dalam waktu yang sangat singkat ini, opsi pengisian tandon sangat memungkinkan. Karena semuanya sudah siap. Namun hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari Pemkot Batu. Keputusan itu harus diambil sebelum bulan November mendatang,” ujar Sokeh sapaan akrabnya, Rabu (13/10/2021).
Sedangkan untuk dua opsi lainnya, pemenuhan air bersih di tempat relokasi pedagang pasar besar Kota Batu rencananya akan diambilkan dari Sumber Banyuning. Karena di sumber tersebut ada pipa air berukuran 8 dim yang mengalir ke anak Kali Brantas. Jika dimanfaatkan untuk pedagang, maka perlu penyambungan pipa kembali.
“Kami akan segera melakukan perhitungan untuk pelayanan di tempat relokasi pasar. Untuk melayani 3000 pedagang akan kami layani melalui penambahan debit pipa 8 dim yang belum dimanfaatkan,” ujarnya.
Namun untuk pemenuhan opsi tersebut pihaknya membutuhkan pipa baru untuk mengalirkan air dari Sumber Banyuning ke lokasi relokasi. Pipa 8 dim yang ada saat ini berkapasitas 30 liter per detik. Kendala yang pihaknya hadapi perlu pemasangan pipa secara permanen sehingga perlu waktu dalam pelaksanaannya.
“Ketika 8 dim itu kami suplai semuanya, ada 30 liter per detik. Kami butuh pipa baru lagi, maka solusi jangka panjang menanam pipa dari Banyuning sampai rest area Sidomulyo lalu ke tempat relokasi,” katanya.
Perumdam Among Tirto menegaskan belum mampu untuk melayani daerah Sultan Agung, di samping pipa yang kecil, elevasinya tinggi. Sebetulnya, ada saluran dari kawasan Jl Abdul Gani atas gang 4, namun ukuran pipanya hanya 1 dim.
“Saat ini, saluran itu banyak digunakan oleh niaga, kalau ditambah 3000-an orang, tidak mampu. Dari beberapa opsi, maka yang memungkinkan memanfaatkan tandon, kami isi setiap hari untuk kebutuhan air,” ujarnya. Tarif pengisian air tersebut Rp 200 ribu per tandon air yang dibawa kendaraan Perumdam Among Tirto.
Sementara itu, Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan tandon air yang berada di Taman Hutan Kota Bondas. Sebelumnya pihaknya juga telah bertemu dengan pihak Perumdam Among Tirto guna melakukan pembahasan.
“Kemungkinan kami akan menggunakan tandon tersebut. Nanti secara teknis akan diatur oleh PDAM. Namun yang terpenting airnya ada,” kata dia.
Dia mengungkapkan, di tempat relokasi terdapat 25 kamar kecil yang membutuhkan saluran air. Saat ini, pengembang tengah melakukan proses pembangunan dan diminta rampung 25 Oktober 2021. Pembiayaan pembangunan saluran air dan listrik sudah termasuk dalam klausul kontrak.
“Kami ingin semuanya tersedia, kami juga cek ada beberapa kamar mandi, ada 25 kamar mandi. Dalam hal penyambungan listrik dan air sudah ada dalam klausul kontrak. Kami sebagai pemerintah untuk menjembatani,” tandasnya. (yan)