Malang Post — Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menjadi tuan rumah pertemuan forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia. Sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) secara daring, Rabu (15/9/2021).
Turut membuka kegiatan, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Prof Suyitno menegaskan kegiatan serupa harus di kawal dengan baik sebagai bagian dari tradisi akademik yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Tantangan kajian terkait tiga hal yang dibahas oleh Fakultas Adab dan Humaniora menjadi penting dalam perguruan tinggi juga tidak boleh tidak responsif dalam perubahan itu. Apalagi dalam perkembangan revolusi industri,” tukasnya
Perkembangan tersebut, jelas Suyitno, seperti di revolusi industri 1.0 guru dosen menjadi sumber utama dari segala informasi utama. Kemudian 2.0 beralih pada kuatnya regulasi dan respon publik terhadap pendidikan.
Lantas kemudian saat revolusi 3.0 pendidikan ditandai dengan teacher as fasilitator. Sedangkan pada 4.0 dosen bukan hanya fasilitator tapi juga harus jadi pembelajar. Karena pusat pendidkan sudah pada media. Peran media sebagai sumber belajar yang oenting dalam konteks industri 4.0
Dalam kegiatan tersebut Rektor UIN Malang Prof Zainuddin memberikan apresiasi kepada forum tahunan ini. Sebab, forum tersebut dirasa penting untuk mengupas tiga hal yang saling berkaitan. Yakni bahasa, sastra dan media.
“Ketiga kesatuan ini tak bisa dipisahkan. Bagaimana era 4.0 ini kita sudah diharapkan menjadi internet of changes dimana segala sesuatunya menggunakan internet. Termasuk kuliah dan konferensi,” sambung dia
Sehingga, nantinya dosen maupun mahasiswa dapat saling menggunakan bahasa yang baik, santun, mudah diterima di masyarakat maupun saat bermain sosial media.
“Forum AIDA ini tepat untuk mendiskusikan bagaimana menggunakna bahasa yang baik, belajar dari sastrawan untuk menggunakan bahasa yang indah dapat dinikmati. Terlebih, media juga punya peran besar dalam membangun citra Indonesia,” imbuhnya
Untuk itu, Prof Zainuddin berharap forum ini dapat menghasilkan rumusan yang baik dan memberikan manfaat kedepannya.
Terahir Ketua AIDA Dr H Barsihannor menjelaskan, sejatinya kegiatan yang diadakan selama dua hari ini digelar tahun 2020 namun harus tertunda lantaran merebaknya pandemi COVID-19. Kendati demikian, pihaknya tetap optimis forum diskusi ini dapat menghasilkan berbagai gagasan yang bermanfaat untuk menyongsong revolusi industri 5.0.
“Ini salah satu upaya kita membentuk kekuatan, menggali gagasan dan membangun networking seluas-luasnya. Sekaligus dalam dua hari kedepan juga menjadi upaya evaluasi segenap kegiatan yang telah dilaksanakan dan mengagendakan program yang relevan di masa mendatang,” ujarnya kepada lebih dari 200 peserta yang mengikuti kegiatan itu. (yan)