Malang Post – Penularan covid-19 kian hari kian bertambah. Banyak daerah yang dulunya termasuk wilayah hijau, kini berubah menjadi merah bahkan hitam. Warga yang isoman pun tak bisa kerja selama 14 hari. Sementara kebutuhan dasar makan dan minum harus terpenuhi. Bahkan harus menkonsumsi nutrisi lebih. Agar imunitas meningkat. Mengingat covid belum ada obatnya.
Untuk meringankan beban ekonomi bagi warga isoman, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bergerak. Menyalurkan bantuan sejak Selasa (13/7/2021). Kampus putih ini menyiapkan berbagai logistik, sembako dan makanan pokok. Agar penyintas tak perlu keluar rumah dan menghemat uangnya untuk kebutuhan lain.
Ketua Satgas UMM, Zakarija Achmat S.Psi M.Si mengatakan. Kegiatan ini merupakan respon UMM terhadap banyaknya mahasiswa, karyawan, dosen bahkan warga sekitar yang terpapar. Mereka yang terjangkit mau tidak mau harus melakukan isoman. Agar tidak menularkan pada orang lain.
“Maka dengan bantuan ini para penerima tidak perlu repot-repot keluar rumah dan membahayakan warga dan orang lain. Kami juga memasukkan beberapa vitamin dan probiotik. Agar mereka bisa segera membaik,” tuturnya.
Pemberian bantuan ini bagian program UMM Berbagi untuk Negeri. Sudah lama digalakkan. Seperti bantuan bencana ke NTT. Gempa Malang Selatan beberapa waktu lalu. Bentuk bantuan disesuaikan kebutuhan penderita covid. Antara lain: susu, obat-obatan, roti, madu, buah, suplemen dan kebutuhan lainnya.
Untuk menjaga kesehatan sivitas akademika yang membagikan bantuan, pihaknya menyertakan Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana). Bertugas menemani sepanjang program dilaksanakan. Bahkan diperkuat tim dokter yang memantau kondisi penderita covid. Prokes, sudah pasti dilakukan dengan ketat.
“Saya berharap, agenda ini bisa memupuk dan meningkatkan kepedulian kita. Utamanya dalam ranah kemanusiaan,” tutupnya.
Salah satu penerima bantuan, Trisno Iryanto warga Tegalgondo. Ia menyampaikan terima kasih pada UMM. Bingkisan yang diterimanya, bisa meringankan beban kebutuhan. Apalagi ada tiga orang yang isoman di rumahnya.
“Alhamdulillah saya sudah merasa baikan. Meski sesekali batuk dan sesak. Hari ini, hari ketujuh sejak saya isolasi mandiri. Semoga saya bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala,” ungkapnya. (yan)