Malang – Proses pemulihan perekonomian dampak dari pandemi Covid-19 tidak mudah. Di Kota Malang misalnya, perlahan upaya-upaya terus dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Pemkot Malang saat ini sedang menggodok upaya lain. Salah satunya melibatkan peran mahasiswa perguruan tinggi. Yakni, dengan mengusahakan setiap kampus untuk kembali menggelar kegiatan wisuda secara tatap muka. Skema ini tentunya harus dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Karena itu, PT-PT harus mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan protokol kesahatan.
“Nanti kami akan atur caranya agar mahasiswa bisa wisuda secara langsung atau tatap muka,” kata Walikota Malang, Sutiaji, Senin (9/11).
Tak dapat dipungkiri, universitas-universitas di Kota Malang masih banyak yang enggan menggelar wisuda secara tatap muka sejak kemunculan Covid-19 pada Maret 2020. Pun demikian, kegiatan belajar mengajar (KBM) PAUD, TK, SD dan SMP di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang juga masih dilakukan secara daring.
Ini karena status Kota Malang masih oranye. Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri belum membolehkan daerah zona oranye melakukan KBM tatap muka. Saat ini baru sejumlah SMA/SMK di Malang Raya yang sudah mulai melaksanakan KBM tatap muka. Sedang PT belum ada yang tatap muka. Semua kegiatan dilakukan secara daring.
Dengan digelarnya wisuda tatap muka, lanjut Sutiaji, pemulihan ekonomi akan lebih cepat kembali. Dicontohkannya, setiap mahasiswa setidaknya akan mengajak kedua orangtuanya untuk ikut datang ke Kota Malang.
Hal inilah nantinya yang menjadi ajang untuk terus memaksimalkan perekonomian. Sebab, bukan tidak mungkin mahasiswa luar daerah akan memanfaatkan perhotelan. Belum lagi, sektor kuliner yang banyak diburu masyarakat luar daerah.
“Karena satu orang mahasiswa saat wisuda bisa ngajak dua sampai tiga orang untuk datang ke Kota Malang, sehingga kuliner dan hotel nanti juga kembali jalan dan pulih. Maka perekonomian pun akan jalan,” tandasnya.
Sebagai informasi, sejak pandemi Covid-19 pada 2020 Kota Malang mengalami lima kali deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi itu terjadi pada bulan Maret, April, Agustus, September, dan Oktober 2020.
Terbaru, angka deflasi Kota Malang di bulan Oktober 2020 sebesar 0,06 persen. Penyebabnya, tak lain karena turunnya daya beli masyarakat.(roz/ekn)