Malang – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja meluncurkan program Merdeka Belajar Episode ke-6. Terkait transformasi pendanaan pemerintah untuk pendidikan tinggi.
Program tersebut mendapat sambutan positif dari para rektor di PTN maupun PTS. Salah satunya, Assoc. Prof Dr Murpin Josua Sembiring SE M.Si, Rektor dari Universitas Ma Chung Kota Malang.
Bagainana menurut Anda program Merdeka Belajar dari Kemendikbud itu?
Kami mendukung program tersebut. Kami berupaya mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU). Sesuai yang telah ditetapkan Kemendikbud. Terutama terkait dengan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Yang juga penting ialah membangun sistem dan subsistem yang mendukung. Agar pencapaian indikator-indikator tersebut bersifat berkelanjutan. Bukan sekadar mencapai per tahunnya.
Fleksibilitas yang diberikan Kemendikbud, akan membuat setiap perguruan tinggi memiliki peran masing-masing. Terhadap kemajuan pendidikan tinggi nasional dan akan mendorong kinerja yang lebih positif, kolaboratif serta inovatif.
Apa substansi program Merdeka Belajar menurut perspektif Anda?
Intinya, Merdeka Belajar sendiri, menurut pandangan saya adalah: Bagaimana menerjemahkan Merdeka Belajar, sehingga suatu perguruan tinggi berjalan dengan semestinya. Seperti halnya di Universitas Ma Chung.
Bidang pengabdian masyarakat bisa disemangati lewat tri dharma. Khusus di Universitas Ma Chung, minimal setiap mahasiswanya wajib mempelajari bahasa global (bahasa Inggris dan Mandarin).
Karena apa? Karena untuk jenjang karir kedepanya pasti lebih baik. Apabila setiap alumni kita, bisa menguasai bahasa global.
Itu yang pertama. Untuk yang kedua, Universitas Ma Chung juga terkenal mahasiswa jebolan mempunyai pembinaan karakter kuat. Pihak Universitas Ma Chung sangat serius dalam hal pembinaan karakter tersebut.
Oleh sebab itu pembinaan karakter juga masuk dalam kurikulum yang diwajibkan. Harapannya, lulusan-lulusan dari Universitas Ma Chung mempunyai intelektual yang bagus.
Ibaratnya begini. Buat apa pintar saja. Tetapi tidak mempunyai akhlak yang bagus. Seperti halnya daya juang bekerja yang tidak bagus.
Kesetiaan dalam perusahaan kurang, tidak jujur, tidak hormat kepada pimpinan atau atasan. Tidak disiplin dan yang jelas tidak berintelektual bagus. Apalagi korupsi dan lainnya. Pribadi kita malu, ya sebagai guru pengajar juga.
Output bagaimana yang diharapkan dari kurikulum pendidikan karakter dan program Merdeka Belajar tersebut?
Kita wajib bangga dengan alumni Universitas Ma Chung. Karena mereka mempunyai intelektual dan berkarakter bagus.
Puji sukur sampai detik ini banyak laporan-laporan dari perusahaan. Mereka yang menampung alumni Ma Chung sangat berterima kasih. Juga ngasih dorongan semangat dengan lantang.
Tolong terus ditingkatkan ya pak rektor visi misinya. Karena memiliki kemampuan intelektual karakteristik seperti itu, sangat bagus.
Ibaratnya lagi, menurut mereka, untuk mencapai kemampuan bekerja itu mudah. Tetapi untuk mencari seseorang berjiwa intelektual, berkarakter bagus itu susah. Minimal jujur dan mau bekerja keraslah.
Nah, ciri kas inilah yang dikuatkan Universitas Ma Chung. Pendidikan dan pembinaan karakter yang masuk dalam kurikulum. Kita bentuk tim khusus.
Kita kasih nama, Obor. Artinya, Orientation Based on Reflection. Mulai tahap 1-4 di setiap semester. Ini untuk pencapaian visi misi kami.
Terutama saat ini. Seiring dengan program Merdeka Belajar.Salah satunya agar tercapai tujuan atau cita-cita dari menteri Kemendikbud dalam hal pendidikan Merdeka Belajar. (roz/jan)
>>>>>>Simak Video Jangongan Bersama Rektor Ma Chung (2019)