Malang – Politeknik Negeri Malang (Polinema) mendapatkan amanah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbud RI. Bertugas sebagai Kampus Pendamping Kemitraan. Tindak lanjutnya, Polinema melakukan Memorandum Of Understanding (MoU) kemitraan antara industri dan afiliasi pendidikan vokasi di Mercure Hotel, Surabaya, Sabtu (7/11).
Tiga kerjasama. Antara afiliasi dengan mitra industri, SMK dan akademisi komunitas. Diantaranya PT Swadaya Graha – SMKN 5 Bojonegoro – Akademi Komunitas Semen lndonesia (AKSI) Gresik; PT POMI Paiton – SMKN 5 Bojonegoro – SMK Mambaul Ulum Paiton dan PT BRIIT – SMKN 1 Tlanakan Pamekasan – Akademi Komunitas Negeri (AKN) Putra Sang Fajar Blitar.
Tak lupa, karena masih pandemi covid-19, maka penandatanganan MoU dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dengan Sabun dan Mnejaga Jarak) plus menggunakan handsanitizer.
“Polinema mendapatkan amanah dari Dirjen Diksi melalui Mitras Dudi sebagai Kampus Pendamping Kemitraan. Dimana ada 3 SMK dan 2 akademi komunitas sebagai afiliasi pendidikan vokasi. Menggandeng 3 mitra industri dari Polinema, agar terjadi link and match,” ungkap Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan MMT MM, didampingi Ketua Program Kampus Pendamping Kemitraan Polinema, Bambang Soepeno.
Awan Setiawan berharap, MoU ini, ditindaklanjuti dengan kegiatan magang. Juga update modul pendidikan vokasi dengan memasukkan kebutuhan industri, alih teknologi, pertukaran pengajar, pembuatan alat serta keterlibatan vokasi pada proyek industri.
Direktur Polinema mengapresiasi kepercayaan Dirjen Diksi agar dapat memperluas jaringan Polinema. Baik di dalam negeri dan luar negeri. Sebagai implementasi kampus yang terakreditasi internasional.
“Lulusan Polinema dapat dengan mudah ikut magang dan berpeluang besar direkrut kerja sebelum lulus kuliah,” kata Awan Setiawan.
Direktorat Mitras Dudi, Prof Suhadi Lili mewakili Direktur Mitras Dudi, Drs Ahmad Saufi SSi MSc menyatakan: Penunjukkan berdasarkan rangking kesiapan kemitraan, histori kemitraan, kecukupan SDM dan strategi. Polinema mampu mengalahkan 9 perguruan tinggi vokasi lainnya di Indonesia. Sehingga Polinema diamanahkan Dirjen Diksi sebagai Kampus Pendamping Kemitraan.
“Harapannya, kemitraan tersebut menjadi nafas baru sinergitas antara pendidikan menengah, pendidikan tinggi vokasi dan dunia usaha dunia industri (du-di). Simbiosis mutualisme dimana afiliasi SMK dan akademi memiliki kompetensi kebutuhan industri. Sementara industri berkembang pesat memenangkan persaingan global,” beber Prof Lili, sapaan akrabnya.
Chief Opening Officer BRIIT, Argabudhy Sasraiwiguna mengatakan: Program ini memberikan manfaat kesinambungan nyata pendidikan dan du-di. Siswa memiliki chance dan challenge. Pengajar menyesuaikan kurikulum kombinasi pendidikan dan du-di. Serta industri memiliki performa terbaik dan problem solving dalam ekonomi growth.
“Prosentase kelulusan langsung bekerja menjadi lebih besar. Disisi industri, semakin menguatkan bisnis dengan kualitas SDM,” seru Arga.
Sementara bagi SMK Mambaul Ulum Paiton, Probolinggo, ini menjadi tantangan luar biasa. Bagi SMK berbasis pesantren dalam mengubah mindset santri/siswa dan orang tua serta masyarakat. Antara pilihan lulus SMK melanjutkan bekerja, kuliah atau mensyiarkan agama Islam.
“Selain akademik dan diniyah, siswa menjalani kompetensi skill pada malam hari. Sebagian besar lulusan telah bekerja, kuliah sambil bekerja. Ada juga yang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Paiton. Tak hanya siswa, namun guru juga magang disana,” beber Kepala SMK Mambaul Ulum, Tomy Andrianto.
Pihaknya juga berharap: Penandatanganan MoU kemitraan antara industri dan afiliasi pendidikan vokasi dengan Polinema ini, kedepannya mahasiswa dan lulusan dapat dengan mudah ikut magang dan berpeluang besar di dunia kerja. (jof/jan)