
KAMPUS INOVASI: Universitas Ma Chung usung motto, Accelerate Innovation-Based Economy.( Foto: Istimewa)
Malang – Universitas Ma Chung (UMC) berlokasi di Villa Puncak Tidar N-01, Kota Malang. Universitas ini, berada di bawah naungan Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera. UMC membuka program studi baru untuk Pasca Sarjana (S2) yakni, program studi Magister Manajemen Inovasi. Ini yang pertama dan satu-satunya di Jawa Timur.
Rektor UMC, Assoc. Prof Dr Murpin Josua Sembiring SE M.Si, Jumat (6/112020) mengatakan: “Ada kampus yang punya jurusan itu. Tapi lebih pada sisi tekniknya. Sedangkan kami pada sisi manajemennya,” ungkapnya
Ketika pihaknya, mengajukan program studi ini, Kemendikbud menyambut antusias. “Dari pemerintah, sangat menyambut program ini. Karena memang belum ada di Indonesia. Ini akan membantu pihak industri untuk memperoleh SDM yang mereka butuhkan,” katanya.
Magister Manajemen Inovasi ini, dibentuk atas dasar keinginan UMC, untuk memberikan kontribusi kepada kemajuan Indonesia melalui pendidikan.
“Inovasi sangat dibutuhkan untuk masa depan perekonomian Indonesia yang lebih baik. Agar bisa menghasilkan inovasi yang berguna, seseorang perlu pendidikan. Kami ingin menjadi agen-agen akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berbasis inovasi,” jelas Murpin. Sesuai motto yang diusung: Accelerate Innovation-Based Economy.
Mahasiswa UMC, sebagian besar memiliki target menjadi top manajemen pada sebuah perusahaan atau sebagai pemilik bisnis. “Dengan manajemen inovasi ini, diharapkan perusahaan dapat melakukan inovasi dan efisiensi. Memanfaatkan teknologi, sehingga banyak dibutuhkan pihak industri,” jelasnya.
Manajemen Inovasi, menawarkan dua konsentrasi: Innovation Management dan Innovation Entrepreneurship.
“Kami tidak membatasi pendaftaran hanya lulusan Ma Chung saja. Terbuka bagi anggota masyarakat. Bagi mereka yang ingin berpartisipasi terhadap pembangunan Indonesia. Menghasilkan dan mengatur karya-karya inovatif,” imbuh Dr Seno Aji W, Kepala Program Studi Magister Manajemen.
“Sebagai langkah awal, kami memberikan promo khusus di bulan Agustus. Bebas biaya pendaftaran,” lanjutnya. “Kami mempersembahkan program studi ini, untuk Indonesia. Masyarakat bisa mengakses pendidikan berkualitas tinggi ini, dengan biaya terjangkau,” jelasnya.
Untuk mengikuti program ini, masyarakat perlu menyediakan biaya sekitar 30 jutaan rupiah, hingga lulus. “Untuk lulus pun, mahasiswa tidak harus mengerjakan tesis,” ungkap Dr Seno. “Jika ingin melanjutkan ke jenjang S3, mahasiswa memang harus membuat tesis. Namun, jika tidak ingin lanjut doktoral, mahasiswa bisa memilih tugas akhir berbentuk business creation atau project,” pungkasnya gamblang. (roz/jan)