Malang – SMA Negeri 2 Malang, sejak 22 Juli 2020 lalu, sudah menggelar pembelajaran tatap muka. Sekali pun masih dalam jumlah terbatas. Memenuhi lima tahapan, yang didesain secara bertahap, untuk bisa memaksimalkan jumlah siswa.Hal itu bisa dilakukan, lantaran sekolah yang berada di kawasan Tugu ini, memiliki legalitas untuk ditunjuk sebagai pelaksana ujicoba tatap muka terbatas, di Kota Malang, pada tingkat SMA.
‘’Pada prinsipnya, untuk SMAN 2 Kota Malang sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka. Baik dari segi fasilitas, sarana dan prasarana, SOP dan pembelajaran,’’ ujar Kepala SMA Negeri 2 Kota Malang, Drs. Hariyanto, M.Pd., kemarin.
Dijelaskannya, ada lima tahapan diselenggarakannya pembelajaran tatap muka. Pertama, dilakukan pada kelompok belajar cepat, beserta 1/12 dari jumlah seluruh siswa. Semuanya harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Tahap kedua setelah dievaluasi, tambah Hariyanto, mulai dilakukan untuk 1/6 dari jumlah seluruh siswa. Memakai sistem ganjil genap dan berhasil dengan baik.
‘’Sekarang sudah masuk tahap ketiga. Yaitu 1/3 dari seluruh siswa yang ada di SMAN 2 Malang. Kami sudah mempersiapkan segala sarana dan prasarana. Mulai dari masuk area sekolah, selama di lingkungan sekolah, selama pembelajaran hingga siswa meninggalkan sekolah,’’ tegasnya.
‘’Saya sarankan untuk orang tua siswa SMAN 2 Malang maupun masyarakat, percaya pada sekolah. SMAN 2 Malang aman untuk putra-putri bapak dan ibu semuanya. Karena kami secara profesional dan dengan kasih sayang, melayani siswa-siswi dengan konsep sekolah tangguh,’’ kata Hariyanto.
Sedangkan Wahyudi, Komite SMAN 2 Kota Malang menambahkan, di awal tahun 2020, Indonesia terkena pandemi Covid-19. Bahkan di seluruh dunia. Untuk mencegah penularan, banyak hal harus dilakukan dari rumah.
‘’Ini yang membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah, juga harus dilakukan dari rumah. Siap atau tidak siap, sebetulnya masyarakat Indonesia lebih siap. Karena tahun 2019, mulai banyak workshop tentang pembelajaran online di sekolah,’’ katanya.
Bahkan di SMAN 2 Malang, lanjut Wahyudi, sudah membuat wacana tentang kegiatan belajar mengajar online. Dilakukan untuk menambah jam pelajaran, oleh guru-guru yang kekurangan jumlah jam mengajar.
‘’Di era new normal ini, mulai ada wacana lagi kegiatan belajar mengajar harus kembali ke luring. Insya Allah kita akan lebih siap. Karena sebetulnya kita tinggal kembali ke pola-pola belajar yang konvensional seperti yang lalu. Tinggal kita mempersiapkan diri untuk lebih disiplin dalam hal menjaga kesehatan,’’ imbuh Wahyudi.
Dalam hal sekolah tangguh di Kota Malang, yang salah satunya dipelopori SMA 2 Malang, diharapkan tidak cuma sebagai julukan. Tapi juga jadi ajang pembuktian, bahwa SMAN 2 Malang, mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
‘’Sehingga orang tua bisa mempercayakan lagi putra-putrinya, untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara luring di sekolahnya,’’ demikian Wahyudi. (rdt)